Oleh : Fitra Wilis Marsil
Hidup terasa melelahkan jika dilalui dengan ketegangan dan perhitungan akan uang yang terlalu berlebihan. Hidup itu indah jika kita menikmatinya dengan bahagia. Menabung itu memang penting, tetapi bersikap untuk 'nggak gitu2 banget sama uang' itu jauh lebih penting.
1. Memasak makanan sendiri itu selain (biasanya) lebih sehat, juga jauh lebih hemat. Jika ingin menabung, maka rajinlah memasak. Tetapi, saat tubuhmu lelah karena lagi banyak pekerjaan, atau sedang kurang enak badan, maka dalam situasi ini, kesehatanmu lebih penting.
Jangan memaksakan memasak untuk penghematan, beli matang sajalah. Mahal sedikit tak mengapa. Lalu gunakan waktumu untuk memberikan hak istirahat pada tubuhmu. Lupakan dulu soal hemat menghemat itu.
2. Kamu tau memasak itu hemat. Tapi kali ini kamu kehilangan selera memakan makanan rumahan. Kamu pengen mencoba seafood yang ada di restoran atau kamu pengen makan nasi padang, atau pengen makan pecak ikan dan nila bakar. Maka, berikanlah hiburan pada tubuhmu, jangan ragu, belilah makanan2 itu.
Tubuhmu sedari kecil telah berjuang untuk banyak hal, dari semua manusia di dunia ini, maka dirimulah yang paling pertama yang harus engkau bahagiakan. Toh kamu cerdas dan tau akan keadaan, kamu nggak tiap hari kok pengen makan di restoran. Lenturlah pada diri. Lupakan dulu soal hemat menghemat. Pada duit janganlah segitu-gitu amat.
3. Kamu punya tabungan. Dan kamu menemukan AC mobil kurang dingin, atau kamu ingin sekali pergi liburan, maka ambillah tabunganmu. Jangan ragu menggunakan uangmu untuk kenyamananmu.
Tabungan itu bukan untuk ditumpuk begitu saja, menabung itu menempatkan uang untuk dipakai di suatu masa. Jika masa itu tiba, maka jangan merasa sayang memakai uang tabungan. Kamu yang harus mengatur uang, bukan uang yang akan mengaturmu. Gunakanlah uang itu untuk kenyamanan hidupmu dan keluargamu
4. Jangan pernah besar pasak daripada tiang. Jangan hidup di level melebihi kondisi keuangan. Artinya gini, misal dengan gaji 10 juta sebenarnya SESEKALI kamu bisa beli tas seharga 3 juta, tetapi pilihlah tas seharga 1 atau 2 juta saja. turunkan syarat bahagia. Jadi kamu ada spasi untuk bernafas jika suatu waktu keadaan keuangan sedang tidak stabil. Kamu nggak kelabakan.
Lebih baik punya tas seharga 1 juta tapi kamu memandangnya biasa saja, hanya benda, hanya dunia, dibanding punya tas 3 juta tapi kamu tegang menjaga dan memperlakukannya, dan juga membuatmu rasa jumawa. Padahal fungsinya sama.
5. Ada dua cara menabung. Dengan menekan pengeluaran atau menambah kran pemasukan. Sebisa mungkin, jangan terlalu menekan pengeluaran dengan mengencangkan ikat pinggang yang membuatmu sulit bergerak. Nggak usah segitunya.
Manfaatkan skill, waktu dan kesempatan. Pilihlah menambah kran pemasukan. Dengan demikian, tabungan masa depan tetap ada, dan kamu tetap maksimal menikmati hidup di hari ini juga. Berimbang.
6. Milik kita hanyalah yang kita makan, yang kita pakai dan yang kita sedekahkan. Yang disimpan itu belum tentu akan jadi milik kita. Itu akan jadi milik ahli waris yang belum tentu mereka memerlukannya. Maka, sayangi dan senangkanlah diri sendiri dan keluarga di hari ini dulu.
7. Tabungan itu penting agar kelak saat ada kebutuhan kita tak perlu berutang. Utang itu menghinakan di kala siang dan mengundang gelisah di kala malam. Maka menabung itu memang perlu, tapi tak perlu juga menyiksa diri di hari sekarang demi tabungan masa depan.
Berimbanglah, adil lah. Sayangi diri di hari ini, dan siapkan tabungan untuk menyayangi diri di hari depan nanti.
8. Mewariskan aset pada anak cucu itu bagus, karena adanya harta mencegah dari kefakiran dan mencegah sifat meminta-minta. Tetapi, aset dan investasi terbaik buat anak cucu adalah akhlak mulia dan pendidikan. Maka, jadikan mereka insan berpendidikan, didik jadi orang baik, maka tak usah cemas akan nasib mereka di masa depan.
Jangan pula sampai lupa membahagiakan diri sendiri di saat ini hanya untuk aset anak cucu di masa nanti. Mereka punya masanya sendiri, mereka punya perjuangan sendiri, mereka punya rejekinya sendiri.
9. Kita saja tak tau batas usia. Yang kita tau semua kita sedang berbaris dalam antrian menuju kematian tiba. Menuju kehidupan ke dua, alam yang kelak abadi. Dan itu perjalanan yang panjang. Maka jangan hanya fokus menambah aset, aset dan aset dunia saja. Apa kabar bekal akhirat kita?
Maka, harta yang sekarang ada, selain ditabung buat masa depan, pakai juga buat kenikmatan hidup di saat ini serta yg penting alokasikan juga pada anak yatim, pada dhuafa, pada mesjid, rumah quran dan mushola, pada orangtua/mertua/saudara atau siapa saja. Insyaallah inilah harta yang beneran abadi membersamai.
Mari bahagia dan adil berimbang, pikirkan masa depan tapi jangan pernah lupa untuk menikmati setiap detik di hari ini. Karena hari ini adalah anugerah. Hari ini adalah berkah. Hari ini kita masih diberi nafas.
Syukuri hari ini. Nikmati detik-detik di hari ini. Yuuk berdoa dan menabung, semoga kita bisa bareng2 minum air zam zam dari galon ini, langsung di tanah suci, tanah yang paling Allah berkahi. Aamiin aamiin
0 Comments:
Posting Komentar