Blog ini berisi tulisan orang lain. Sengaja saya kumpulkan disini agar bisa dibaca lagi di lain waktu, oleh saya dan oleh kita semua.
WHAT'S NEW?
Loading...

Oleh: Dr Hamid Fahmy Zarkasyi

 

Sekitar tahun 1992 Prof. Dr. Mukti Ali disela-sela sebuah seminar di Gontor tiba-tiba bergumam, “Bagi saya Islamisasi ilmu pengetahuan itu omong kosong, apanya yang diislamkan, ilmu kan netral”. Prof. Dr. Baiquni yang waktu itu bersama beliau langsung menimpali “Pak Mukti tidak belajar sains, jadi tidak tahu dimana tidak Islamnya ilmu (sains) itu”.

 


Dalil tentang masa iddah Janda Cerai tertulis dalam Al-Qur'an:

 

وَٱلْمُطَلَّقَٰتُ يَتَرَبَّصْنَ بِأَنفُسِهِنَّ ثَلَٰثَةَ قُرُوٓءٍ ۚ وَلَا يَحِلُّ لَهُنَّ أَن يَكْتُمْنَ مَا خَلَقَ ٱللَّهُ فِىٓ أَرْحَامِهِنَّ

Para wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru' (suci). Mereka tidak boleh menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya”, Qs. Al-Baqarah (2): 228.

 


Keputusan Indonesia meluncurkan GPN (Gerbang Pembayaran Nasional) dan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) bukan cuma soal kemudahan transaksi digital. Ini soal kedaulatan ekonomi bung. Soal siapa yang menguasai arus uang, data, dan masa depan.

 



Istilah "pebisnis" dan "pengusaha" seringkali dilemparkan seolah-olah mereka memiliki arti yang sama, tetapi mereka sebenarnya mewakili ide dan pola pikir yang berbeda. Mari kita memecah perbedaan utama antara keduanya:

 

1. Definisi dan Fokus

-Pebisnis:

Seorang pengusaha biasanya adalah seseorang yang terlibat dalam aktivitas komersial, terutama berfokus pada pengelolaan bisnis yang mapan. Pekerjaan utama mereka berkisar pada penanganan sumber daya, meningkatkan keuntungan, dan tetap berpegang pada model bisnis yang telah dicoba dan benar.

 

- Pengusaha:

Seorang pengusaha, di sisi lain, adalah seseorang yang melihat peluang dan mengambil lompatan untuk menciptakan usaha baru atau meningkatkan yang sudah ada. Perhatian mereka adalah pada inovasi, mengambil risiko, dan mengubah ide menjadi bisnis atau produk yang sukses.

 



Dengan menggunakan sebuah konsol di Shanghai, seorang dokter bedah asal Perancis, Youness Ahallal, mengendalikan lengan-lengan robotik di Maroko dengan presisi secara waktu nyata (real time), dan secara hati-hati mengangkat tumor seorang pasien.

 


The Idiot's Guide to Danantara

Oleh : Farid Gaban

 

Anda tidak idiot. Sayalah yang idiot. Sebagai warga yang idiot, saya mencoba memahami apa itu Danantara, badan baru pemerintah yang oleh Presiden Prabowo Subianto disebut sebagai "kunci kemakmuran masa depan" negeri ini.

 

Sebagai idiot, saya menelusuri bahan-bahan untuk memahami "mahluk apa gerangan Danantara ini" dan apakah klaim Presiden Prabowo itu sahih atau cuma omon-omon. Saya ingin berbagi dengan Anda keidiotan saya, dan bagi Anda yang merasa tidak idiot bisa meluruskan serta mengoreksi pemahaman saya ini:

 



Oleh : Budiman Hakim

 

Sadarkah kalian bahwa anak-anak kita hidup di ruang receh berdurasi 60 detik. Anak-anak muda sekarang lagi tergila-gila pada konten-konten pendek di TikTok, IG Reels, dan YouTube Shorts. Durasi di platform-platform ini berkisar antara 15 sampai 90 detik. Kita ambil rata-ratanya jadi sekitar 60 detik. Itulah alasan saya menjuluki mereka dengan terminologi GENERASI 60 DETIK.

 

Yang memprihatin, fokus mereka hanya tertuju pada konten-konten receh yang nggak penting. Misalnya joget-joget wadidaw ala Sadbor atau guyonan slapstick dengan menggunakan filter-filter lucu, menirukan omongan terkenal dengan cara lipsing. Scroll sebentar, ketawa; scroll lagi, dapet gosip; scroll lagi, lihat orang saling maki; scroll lagi, nonton prank.

 

Anehnya, konten-konten kayak gitu ternyata membuat ketagihan. Mereka bisa berjam-jam melakukannya. Jadi kalo mereka nonton TikTok selama 5 jam, berarti ada 300 konten yang mereka tonton dalam sehari. Karena banyak sekali konten yang viral, mereka ikut terobsesi bikin konten serupa, berharap juga viral.