Oleh : Nuim Hidayat
Kaum Muslimin harus memahami dunia intelijen.
Meski mungkin mereka tidak menjabat secara formal di badan intelijen, tapi
mereka harus menguasai dunia intelijen. Apalagi bagi tokoh-tokoh Islam.
Intelijen seringkali menyibak di balik peristiwa. Intelijen seringkali
mengungkap lebih dalam dari peristiwa yang dilaporkan media massa.
Al-Qur’an mengungkap pernyataan-pernyataan
intelijen, diantaranya,
“Sesungguhnya mereka membuat rencana
(kejahatan), sedangkan Aku membuat rencana pula.” QS. Ath Thariq (86):
15-16.
Ayat ini mengungkap rencana orang-orang kafir
membuat kejahatan, tapi Allah menyingkap dan menggagalkan rencana jahat mereka
lewat Rasulullah dan orang-orang beriman.
râä!%y`ur 4n?tã ¾ÏmÅÁÏJs% 5QyÎ/ 5>Éx. 4
tA$s% ö@t/ ôMs9§qy öNä3s9 öNä3Ý¡àÿRr& #\øBr& (
×ö9|Ásù ×@ÏHsd (
ª!$#ur ãb$yètGó¡ßJø9$# 4n?tã $tB tbqàÿÅÁs? ÇÊÑÈ
“Mereka membawa kemejanya (Yusuf) berlumur darah palsu. Menjawab (Ya’qub): Tidak, hanyalah nafsu kamu sekalian yang membuat gagasan ini, namun kesabaran adalah elok. Sedangkan Allah tempat meminta pertolongan atas apa-apa yang kamu sandiwarakan.” QS Yusuf (12): 18.
Pandangan jeli intelijen seorang Nabi yaitu Ya’qub
sangat brilyan atas tipudaya anak-anaknya. Ia tak percaya cover story
mereka, bahwa Yusuf dimakan serigala dengan bukti hanya bajunya saja dibawa
pulang berlumur darah. Tentulah Ya’qub melakukan interogasi terhadap
anak-anaknya akan menghasilkan keterangan berbeda-beda dari mereka. Begitu pula
beliau mempelajari fakta kemeja Yusuf itu, bagaimana mereka dapat kemeja itu,
bagaimana keadaannya, kalau robek bagaimana kira-kira robeknya, karena apa
kira-kira. Sedangkan darah palsu itu, tentulah tak luput dari pemeriksaan Nabi
Ya’qub.
Al-Qur’an juga memberikan keterangan intelijen
tentang Nabi Yusuf dengan wanita di rumah tempat tinggalnya. Yaitu dalam surat
Yusuf ayat 24 sampai 29. Cukup berkesan ajaran Al-Qur’an ini, bagaimana
cara-cara mencari kebenaran: ada saksi, lalu diteliti ada fakta berbicara.
Dengan pemeriksaan intelijen, maka didapatlah kesimpulan yang benar. Yusuf
tidak melakukan kesalahan (tidak maksiyat), wanita itulah yang melakukan
kesalahan.
Peristiwa intelijen yang cukup berbobot juga
terlihat dalam Al-Qur’an surat al Kahfi ayat 66 sampai 82. Ayat-ayat ini
menunjukkan kisah Nabi Musa seorang hamba Allah yang memiliki ilmu intelijen.
Kawan nabi Musa, yaitu Nabi Khidir adalah seorang ‘petugas intel lapangan’,
menguasai medan dan sasaran. Ia telah bertindak sebagai user atas ilmu
intelijen yang tinggi nilainya yang telah dianugerahkan Allah kepadanya. Ia
telah membuat perkiraan keadaan taktis dan analisa tugas serta target operasi
kontra intelijen, apa yang harus dihancurkan dan apa yang harus dilindungi.
Intelijen mencakup ilmu, aktivitas dan organisasi.
Ilmu intelijen itu berupa ide-ide yang terdapat dalam hasil karangan/produk
intelijen. Aktivitas intelijen berupa gerakan atau aksi berbagai kegiatan dan
operasi yang dilakukan manusia sebagai petugas intel. Intelijen wajib
teroganisir. Organisasi itulah wadah intelijen yang menetapkan arah gerakan
serta tujuan yang hendak dicapai.
Aksi-aksi intelijen mencakup: penyelidikan,
pengamanan, dan penggalangan. Organisasi intelijen merupakan bagian dari
organisasi dakwah Islam. Ia harus mempunyai ketua dan anak buah yang melakukan
koordinasi baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Intelijen bisa dibagi dua, intelijen pemerintah (intelligence
governmental) dan intelijen militer (intelligence military). Intelijen
pemerintah biasanya dibentuk oleh suatu pemerintahan negara yang langsung
berada di bawah kepala negara yang bersangkutan. Organisasinya dipimpin oleh
seorang kepala yang mendapat persetujuan dari kepala negara. Agen-agennya
tersebar bukan saja di dalam negeri, tapi juga di luar negeri.
Informasi-informasi dikumpulkan dengan dua cara: terbuka dan tertutup.
Politik pemerintahan Islam Rasulullah, sewaktu
mula hijrah ke Madinah adalah berdasarkan kajian strategis intelijen
pemerintah. Pertama sekali adalah membangun sarana-sarana pemersatu umat,
seperti masjid dan tempat-tempat tinggal. Umat yang terpecah-pecah
dipersaudarakan. Langkah yang hebat sekali adalah mempersatukan warga negara
yang terdiri dari berbagai suku, dalam suatu akta perjanjian sebagai
‘Undang-Undang Dasar Negara Islam’, yang mengikat setiap warga negara:
Muhajirin, Anshar dan Yahudi.
Kemenangan Perang Badr adalah hasil nyata dari
perjanjian itu dengan gemilang, karena bersatunya warga negara menghadapi
musuh. Akta Perjanjian yang sampai sekarang menjadi dokumentasi sejarah, telah
diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa ini, adalah sebagai Undang-Undang
Dasar Negara Islam yang sampai sekarang tak pernah bisa seorang pun manusia
mengritiknya, karena keadilan yang terkandung di dalamnya memang mutlak.
Ketajaman pandangan intelijen Rasulullah memang tiada bandingannya (Prof
Hamidullah menyebut Akta Perjanjian Madinah itu sebagai undang-undang dasar
negara yang tertulis di dunia).
Bagi intelijen Islam, tugas mereka adalah
menyelidiki dan membuat area studi terhadap semua negara yang akan dilancarkan
dakwah Islam ke dalam negara sasaran itu, karena Muhammad Rasulullah untuk
semua umat manusia. Sasaran dakwah dalam negeri dan luar negeri ini meliputi
komponen: politik dan pemerintahan, biografi pejabat-pejabat penting, sosial
budaya dan agama, ekonomi dan pembangunan, ilmu pengetahuan dan teknologi,
angkatan bersenjata dan intelijen, geografi dan lain-lain.
Intelijen militer adalah menitikberatkan ilmu
tentang musuh yang perlu diselidiki segala sesuatunya baik dalam keadaan damai
atau perang. Secara teknis mempelajari cara tindakan musuh, karakter, fisik,
kesanggupan, keterbatasan materi musuh dan instalasi-instalasi obyek-obyek
vital yang menjadi sasaran intelijen. Intelijen militer ini mengalami
perkembangan pesat sejak terjadinya kemajuan teknologi: internet, kamera,
radio, pesawat udara, komputer, radar, kekuatan nuklir, peluru kendali, satelit
dan lain-lain.
Selidikilah bangsa-bangsa lain, golongan-golongan
lain, lebih-lebih dalam damai, supaya intelijen Islam itu mengenal dunia,
bangsa lain atau mungkin yang menjadi lawan nantinya. Al-Qur’an mengingatkan,
$pkr'¯»t â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.s 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© @ͬ!$t7s%ur (#þqèùu$yètGÏ9 4
¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4
¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ×Î7yz ÇÊÌÈ
“Kami telah menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bergolongan-golongan, supaya kamu mengenal mereka (arif).” QS al
Hujurat (49): 13.
Begitu pula dalam keadaan perang, baik dalam
keadaan perang panas maupun perang dingin, intelijen Islam diperintahkan Allah
supaya tetap berfungsi: apakah musuh ingin damai atau itu hanya sebagai tipu
muslihat belaka bagi musuh.
tA$s% ÉQöqs)»t }§øs9 Î1 ×'s#»n=|Ê ÓÍh_Å3»s9ur ×Aqßu `ÏiB Éb>§ úüÏHs>»yèø9$# ÇÏÊÈ öNä3äóÏk=t/é& ÏM»n=»yÍ În1u ßx|ÁRr&ur ö/ä3s9 ÞOn=÷ær&ur ÆÏB «!$# $tB w tbqßJn=÷ès? ÇÏËÈ
“Dan jika mereka condong kepada
perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Dan jika mereka
bermaksud menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu).
Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin.” QS
al Anfal (7): 61-62.
Rasulullah Saw menyatakan, ”Perang itu adalah
tipudaya.” (Bukhari Muslim). Setiap pertempuran (perang fisik atau perang
pemikiran) tak lepas dari siasat dan taktik.
Nuim Hidayat, Direktur
Akademi Dakwah Indonesia, Kota Depok.
Sumber: Rahnip MBA, Intelijen dalam Qur’an dan
Dakwah Rasulullah, Al Ikhlas, Surabaya, tanpa tahun.
Sumber : https://suaraislam.id/intelijen-dalam-al-quran-dan-dakwah-rasulullah-1/
0 Comments:
Posting Komentar