Oleh : Ajilan Fauza Fathayanie
Kemalasan sering kali dianggap sebagai penghalang
terbesar dalam mencapai kesuksesan. Banyak orang tidak menyadari bahwa
kebiasaan-kebiasaan kecil yang tampak sepele sebenarnya menjadi ciri-ciri dari
sifat malas yang dapat menghambat kemajuan dalam hidup.
Menurut psikologi, orang pemalas cenderung
memiliki pola pikir dan perilaku tertentu yang membuat mereka sulit berkembang,
baik dalam karier, hubungan, maupun kehidupan pribadi. Artikel ini akan
membahas beberapa ciri utama orang pemalas yang kerap menjadi penyebab stagnasi
dalam hidup, sekaligus memberikan wawasan mendalam agar Anda dapat mengenali
dan menghindarinya.
Dilansir dari laman Your Tango pada Rabu (18/12),
berikut merupakan 10 ciri-ciri orang pemalas yang tak pernah maju dalam hidup,
menurut psikologi.
1. Menunda Pekerjaan
Orang pemalas sering kali menunda pekerjaan yang
harus dilakukan, bahkan ketika mereka tahu ada tenggat waktu yang mendekat. Kebiasaan
menunda ini mungkin terasa nyaman di awal karena mereka menghindari rasa tidak
menyenangkan yang terkait dengan tugas tersebut.
Namun, semakin lama mereka menunda, semakin besar
tekanan yang akan mereka rasakan. Pada akhirnya, mereka harus menyelesaikan
pekerjaan dengan terburu-buru, yang sering kali mengurangi kualitas hasil kerja
dan meningkatkan stres mereka.
2. Melakukan yang Minimal Saja
Orang pemalas hanya akan melakukan pekerjaan yang
paling dasar dan minimal yang diperlukan untuk memenuhi harapan orang lain. Mereka
tidak berusaha lebih keras atau mencari cara untuk meningkatkan hasil kerja
mereka.
Dalam pekerjaan atau kehidupan sehari-hari, mereka
puas dengan hasil apa adanya dan tidak berinisiatif untuk mencari tantangan
atau kesempatan yang lebih besar. Mereka hanya ingin melakukan apa yang
diperlukan, tanpa berusaha memberikan yang terbaik.
3. Tidak Mematuhi Rutinitas
Menjalani rutinitas yang konsisten merupakan salah
satu tantangan terbesar bagi orang yang malas. Mereka kesulitan untuk
mempertahankan jadwal harian yang teratur, seperti bangun pagi, menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu, atau mengikuti kebiasaan sehat yang dapat meningkatkan
kualitas hidup mereka.
Ketiadaan rutinitas yang stabil mengarah pada
ketidakteraturan dalam kehidupan mereka, yang sering kali menyebabkan hilangnya
peluang atau melewatkan tugas penting.
4. Jarang Inisiatif
Orang pemalas cenderung menghindari peran yang
membutuhkan kepemimpinan atau usaha lebih. Mereka lebih suka mengikuti apa yang
sudah ada dan membiarkan orang lain yang memimpin atau membuat keputusan.
Tidak adanya ambisi untuk mengembangkan diri dan
mencapai tujuan lebih tinggi membuat mereka lebih senang berada di zona nyaman
tanpa mencoba hal-hal baru atau mencari kesempatan yang lebih baik dalam
kehidupan pribadi atau profesional mereka.
5. Mudah Menyerah
Ketika menghadapi kesulitan atau tantangan, orang
yang pemalas cenderung menyerah lebih cepat. Mereka tidak merasa termotivasi
untuk bertahan atau mencari solusi untuk masalah yang dihadapi. Sebaliknya,
mereka akan memilih untuk berhenti daripada terus berusaha mengatasi hambatan
tersebut.
Hal ini disebabkan oleh kurangnya ketekunan dan
semangat untuk menghadapi tantangan, sehingga mereka sering kali tidak
menyelesaikan proyek atau tugas yang telah dimulai.
6. Tidak Penasaran
Orang pemalas cenderung tidak memiliki rasa ingin
tahu atau keinginan untuk belajar hal-hal baru. Mereka tidak mencari tantangan
intelektual atau peluang untuk memperluas pengetahuan mereka. Sebaliknya,
mereka merasa nyaman dengan apa yang sudah mereka ketahui dan tidak melihat
pentingnya pengembangan diri.
Mereka merasa bahwa perubahan dan upaya untuk
belajar adalah hal yang membebani, sehingga mereka tidak merasa perlu untuk
berusaha mengembangkan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang ada.
7. Menolak terhadap Perubahan
Perubahan memerlukan usaha dan tekad, yakni
sesuatu yang sering kali tidak dimiliki oleh orang yang pemalas. Mereka
cenderung menolak perubahan karena mereka merasa lebih aman dan nyaman dengan
keadaan yang sudah ada. Mereka tidak mau keluar dari zona nyaman meskipun
perubahan itu dapat membawa manfaat dalam jangka panjang.
Bagi mereka, perubahan adalah sesuatu yang rumit
dan menantang, sehingga mereka lebih memilih untuk tetap pada rutinitas yang
sudah mereka kenal, meskipun itu menghalangi kemajuan mereka.
8. Tidak Membantu Orang Lain
Orang pemalas cenderung tidak akan berusaha untuk
membantu orang lain lebih dari yang mereka anggap perlu. Mereka mungkin akan
hadir dalam acara atau membantu dengan cara yang minimal, tetapi mereka tidak
akan secara aktif menawarkan bantuan atau mengambil tanggung jawab lebih.
Mereka merasa bahwa meluangkan waktu atau tenaga
untuk orang lain adalah usaha yang tidak perlu, kecuali jika itu langsung
menguntungkan bagi diri mereka. Mereka lebih suka menghindari tanggung jawab
tambahan yang tidak ingin mereka ambil.
9. Manajemen Waktu yang Buruk
Orang pemalas sering kali kesulitan untuk
mengelola waktu mereka dengan baik. Mereka cenderung teralihkan oleh hal-hal
yang tidak penting atau menunda pekerjaan utama mereka. Ketidakmampuan mereka
untuk memprioritaskan tugas dan mengelola waktu dengan efektif sering kali
mengarah pada hasil yang terburu-buru dan tidak memuaskan.
Mereka akan merasa kewalahan dengan tenggat waktu
yang semakin dekat, dan meskipun mereka bisa meningkatkan manajemen waktu
mereka, mereka sering kali tidak melakukannya karena kurangnya dorongan untuk
berubah.
10. Tidak Menetapkan Tujuan
Orang yang pemalas sering kali tidak menetapkan
tujuan yang jelas atau realistis untuk diri mereka sendiri, baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang. Tanpa tujuan, mereka merasa hidup mereka tidak
terarah dan tidak memiliki motivasi untuk berkembang. Mereka cenderung akan
merasa bahwa hidup berjalan begitu saja tanpa ada pencapaian besar yang harus
dikejar.
Ini juga membuat mereka cenderung tidak
memperhatikan perkembangan diri atau merencanakan masa depan mereka.
Doa Agar Tidak Malas dan Terbebas dari Lilitan
Utang
Doa ini bagus diamalkan karena akan menjauhkan
kita dari sifat-sifat jelek, yaitu sifat malas dalam ibadah dan kelemahan,
serta pengecut. Juga berisi meminta perlindungan dari Allah agar tidak dizalimi
dan dijauhkan dari utang yang berat.
Hadits #1474
وَعَنْ أَنَسٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ –
قَالَ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – يَقُوْلُ :
اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ العَجْزِ ، وَالكَسَلِ ، وَالجُبْنِ ،
والهَرَمِ ، والبُخْلِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ ، وَأَعُوْذُ بِكَ
مِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا وَالمَمَاتِ
وَفِي رِوَايَةٍ : وَضَلَعِ الدَّيْنِ ،
وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Anas radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“ALLOHUMMA INNI A’UDZU BIKA MINAL ‘AJZI, WAL KASALI,
WAL JUBNI, WAL HAROMI, WAL BUKHLI, WA A’UDZU BIKA MIN ‘ADZABIL QOBRI, WA A’UDZU
BIKA MIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT.
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu
dari kelemahan, sifat malas, sifat pengecut, kepikunan, kekikiran, dan aku
berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah
kehidupan dan kematian).”
Dalam riwayat lain disebutkan, “DHOLA’ID DAIN WA
GHALABATIR RIJAAL (Lilitan utang dan laki-laki yang menindas).” (Muttafaqun
‘alaih) [HR. Bukhari, no. 6367 dan Muslim, no. 2706]
Keterangan Doa
Al-‘ajz:
kelemahan di mana seorang hamba tidak bisa melakukan kebaikan karena
ketidakmampuan dan tidak adanya kekuatan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
meminta perlindungan dari hal ini dikarena sifat ‘ajz akan menghalangi
seseorang dalam menunaikan kewajiban agama atau perkara dunia. Allah Ta’alatelah
mencela orang yang ‘aajiz (lemah) dalam
kitabnya,
ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا عَبْدًا
مَمْلُوكًا لَا يَقْدِرُ عَلَىٰ شَيْء
“Allah membuat perumpamaan dengan seorang hamba
sahaya yang dimiliki yang tidak dapat bertindak terhadap sesuatu pun.”
(QS. An-Nahl: 75)
Al-kasl:
kemalasan di mana seorang hamba tidak bisa melakukan kebaikan padahal dalam
keadaan punya kemampuan. Sifat ini adalah sifat tercela karena menjadikannya
berat pada sesuatu yang seharusnya tidak sulit ia kerjakan, akhirnya ia tidak
punya semangat melakukan kebaikan. Dari sifat al-kasl, seseorang akhirnya
melalaikan hal-hal yang bermanfaat terkait dunia dan akhiratnya. Allah Ta’ala telah mencela orang-orang munafik dengan sifat
malasnya,
وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا
وَهُمْ كُسَالَىٰ
“Dan mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan
dengan malas.” (QS. At-Taubah: 54)
Al-bukhl: pelit,
di mana menghalangi seseorang dari berinfak terkait dengan kewajiban harta,
seperti zakat, nafkah untuk keluarga, sampai pada melayani tamu. Ada juga
terkait dengan kewajiban berupa ucapan seperti perintah bershalawat kepada Nabi
shallallahu
‘alaihi wa sallam dan perintah
menjawab salam.
Al-jubn: takut
ketika perang dan takut berjihad di jalan Allah. Juga bisa maknanya, takut
dalam menyuarakan kebenaran dalam amar makruf nahi mungkar, atau takut ketika
berjuang melawan setan dan hawa nafsu.
Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilaly hafizhahullah dalam Bahjah An-Nazhirin (2:452) menyatakan bahwa al-jubn adalah
enggan berbuat baik terkait dengan badan, sedangkan al-bukhl adalah
enggan berbuat baik terkait dengan harta.
Al-harom: usia
senja yang kembali lagi pada ardzalil ‘umur (usia yang hina). Keadaan ketika usia senja itu
kekuatan sudah menurun, berpikir sudah semakin sulit (pikun), dan keadaan fisik
lainnya yang semuanya membuat berat untuk beraktivitas. Keadaan al-harom ini kembali lagi seperti bocah ketika masih
berada dalam gendongan. Semoga kita terlindung dari keadaan tua yang seperti
ini.
Fitnah hidup dan mati:
Ibnu Daqi Al-‘Ied mengatakan, “Fitnah kehidupan
adalah fitnah yang dihadapi manusia semasa ia hidup yaitu berupa fitnah-fitnah
dunia (harta), fitnah syahwat, kebodohan dan yang paling besar dari itu semua
–semoga Allah melindungi kita darinya- yaitu cobaan di ujung akhir menjelang
kematian. Sedangkan fitnah kematian yang dimaksud adalah fitnah ketika mati.
Fitnah kehidupan bisa kita maksudkan pada segala fitnah yang ada sebelum
kematian. Boleh jadi fitnah kematian juga bermakna fitnah (cobaan) di kubur.” Lihat
‘Aun Al-Ma’bud, 3:95.
Dhola’id dain:
sulitnya utang.
Gholabatir rijaal:
dikuasai dan dizalimi, dan ditindas tanpa jalan yang benar. Akibatnya,
seseorang kendur dalam melakukan ketaatan dan ibadah. Karena diperlakukan
seperti ini akhirnya timbul kebencian.
Faedah Hadits
Selama Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menjadi pembantu Nabi shallalahu
‘alaihi wa sallam, ia paling sering mendengar Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam membaca doa ini. (HR. Bukhari, no. 6363)
Bisa saja al-‘ajz (kelemahan) itu hasil dari al-kasl
(kemalasan). Karena banyak yang malas pada sesuatu padahal dia mampu
melakukannya, akhirnya ia makin lemah keinginannya, akhirnya ia dapati al-‘ajz
(lemah untuk berbuat). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta
perlindungan dari sifat malas dengan harta (al-bukhl) dan sifat malas dengan
badan (al-kasl).
Penetapan adanya azab atau siksa kubur.
Menindas di sini ada dua: menindas hak hingga
berat dalam utang, dan menindas dengan kebatilan hingga dizalimi.
Sumber: https://rumaysho.com/20188-doa-agar-tidak-malas-dan-terbebas-dari-lilitan-utang.html
0 Comments:
Posting Komentar