Blog ini berisi tulisan orang lain. Sengaja saya kumpulkan disini agar bisa dibaca lagi di lain waktu, oleh saya dan oleh kita semua.
WHAT'S NEW?
Loading...

10 CIRI-CIRI ORANG PEMALAS MENURUT PSIKOLOGI


Oleh : Ajilan Fauza Fathayanie

 

Kemalasan sering kali dianggap sebagai penghalang terbesar dalam mencapai kesuksesan. Banyak orang tidak menyadari bahwa kebiasaan-kebiasaan kecil yang tampak sepele sebenarnya menjadi ciri-ciri dari sifat malas yang dapat menghambat kemajuan dalam hidup.

 

Menurut psikologi, orang pemalas cenderung memiliki pola pikir dan perilaku tertentu yang membuat mereka sulit berkembang, baik dalam karier, hubungan, maupun kehidupan pribadi. Artikel ini akan membahas beberapa ciri utama orang pemalas yang kerap menjadi penyebab stagnasi dalam hidup, sekaligus memberikan wawasan mendalam agar Anda dapat mengenali dan menghindarinya.

 

Dilansir dari laman Your Tango pada Rabu (18/12), berikut merupakan 10 ciri-ciri orang pemalas yang tak pernah maju dalam hidup, menurut psikologi.

 

1. Menunda Pekerjaan

Orang pemalas sering kali menunda pekerjaan yang harus dilakukan, bahkan ketika mereka tahu ada tenggat waktu yang mendekat. Kebiasaan menunda ini mungkin terasa nyaman di awal karena mereka menghindari rasa tidak menyenangkan yang terkait dengan tugas tersebut.

 

Namun, semakin lama mereka menunda, semakin besar tekanan yang akan mereka rasakan. Pada akhirnya, mereka harus menyelesaikan pekerjaan dengan terburu-buru, yang sering kali mengurangi kualitas hasil kerja dan meningkatkan stres mereka.

 

2. Melakukan yang Minimal Saja

Orang pemalas hanya akan melakukan pekerjaan yang paling dasar dan minimal yang diperlukan untuk memenuhi harapan orang lain. Mereka tidak berusaha lebih keras atau mencari cara untuk meningkatkan hasil kerja mereka.

 

Dalam pekerjaan atau kehidupan sehari-hari, mereka puas dengan hasil apa adanya dan tidak berinisiatif untuk mencari tantangan atau kesempatan yang lebih besar. Mereka hanya ingin melakukan apa yang diperlukan, tanpa berusaha memberikan yang terbaik.

 

3. Tidak Mematuhi Rutinitas

Menjalani rutinitas yang konsisten merupakan salah satu tantangan terbesar bagi orang yang malas. Mereka kesulitan untuk mempertahankan jadwal harian yang teratur, seperti bangun pagi, menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, atau mengikuti kebiasaan sehat yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.

 

Ketiadaan rutinitas yang stabil mengarah pada ketidakteraturan dalam kehidupan mereka, yang sering kali menyebabkan hilangnya peluang atau melewatkan tugas penting.

 

4. Jarang Inisiatif

Orang pemalas cenderung menghindari peran yang membutuhkan kepemimpinan atau usaha lebih. Mereka lebih suka mengikuti apa yang sudah ada dan membiarkan orang lain yang memimpin atau membuat keputusan.

 

Tidak adanya ambisi untuk mengembangkan diri dan mencapai tujuan lebih tinggi membuat mereka lebih senang berada di zona nyaman tanpa mencoba hal-hal baru atau mencari kesempatan yang lebih baik dalam kehidupan pribadi atau profesional mereka.

 

5. Mudah Menyerah

Ketika menghadapi kesulitan atau tantangan, orang yang pemalas cenderung menyerah lebih cepat. Mereka tidak merasa termotivasi untuk bertahan atau mencari solusi untuk masalah yang dihadapi. Sebaliknya, mereka akan memilih untuk berhenti daripada terus berusaha mengatasi hambatan tersebut.

 

Hal ini disebabkan oleh kurangnya ketekunan dan semangat untuk menghadapi tantangan, sehingga mereka sering kali tidak menyelesaikan proyek atau tugas yang telah dimulai.

 

6. Tidak Penasaran

Orang pemalas cenderung tidak memiliki rasa ingin tahu atau keinginan untuk belajar hal-hal baru. Mereka tidak mencari tantangan intelektual atau peluang untuk memperluas pengetahuan mereka. Sebaliknya, mereka merasa nyaman dengan apa yang sudah mereka ketahui dan tidak melihat pentingnya pengembangan diri.

 

Mereka merasa bahwa perubahan dan upaya untuk belajar adalah hal yang membebani, sehingga mereka tidak merasa perlu untuk berusaha mengembangkan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang ada.

 

7. Menolak terhadap Perubahan

Perubahan memerlukan usaha dan tekad, yakni sesuatu yang sering kali tidak dimiliki oleh orang yang pemalas. Mereka cenderung menolak perubahan karena mereka merasa lebih aman dan nyaman dengan keadaan yang sudah ada. Mereka tidak mau keluar dari zona nyaman meskipun perubahan itu dapat membawa manfaat dalam jangka panjang.

 

Bagi mereka, perubahan adalah sesuatu yang rumit dan menantang, sehingga mereka lebih memilih untuk tetap pada rutinitas yang sudah mereka kenal, meskipun itu menghalangi kemajuan mereka.

 

8. Tidak Membantu Orang Lain

Orang pemalas cenderung tidak akan berusaha untuk membantu orang lain lebih dari yang mereka anggap perlu. Mereka mungkin akan hadir dalam acara atau membantu dengan cara yang minimal, tetapi mereka tidak akan secara aktif menawarkan bantuan atau mengambil tanggung jawab lebih.

 

Mereka merasa bahwa meluangkan waktu atau tenaga untuk orang lain adalah usaha yang tidak perlu, kecuali jika itu langsung menguntungkan bagi diri mereka. Mereka lebih suka menghindari tanggung jawab tambahan yang tidak ingin mereka ambil.

 

9. Manajemen Waktu yang Buruk

Orang pemalas sering kali kesulitan untuk mengelola waktu mereka dengan baik. Mereka cenderung teralihkan oleh hal-hal yang tidak penting atau menunda pekerjaan utama mereka. Ketidakmampuan mereka untuk memprioritaskan tugas dan mengelola waktu dengan efektif sering kali mengarah pada hasil yang terburu-buru dan tidak memuaskan.

 

Mereka akan merasa kewalahan dengan tenggat waktu yang semakin dekat, dan meskipun mereka bisa meningkatkan manajemen waktu mereka, mereka sering kali tidak melakukannya karena kurangnya dorongan untuk berubah.

 

10. Tidak Menetapkan Tujuan

Orang yang pemalas sering kali tidak menetapkan tujuan yang jelas atau realistis untuk diri mereka sendiri, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Tanpa tujuan, mereka merasa hidup mereka tidak terarah dan tidak memiliki motivasi untuk berkembang. Mereka cenderung akan merasa bahwa hidup berjalan begitu saja tanpa ada pencapaian besar yang harus dikejar.

 

Ini juga membuat mereka cenderung tidak memperhatikan perkembangan diri atau merencanakan masa depan mereka.

 

Sumber : https://www.jawapos.com/lifestyle/015435209/10-ciri-ciri-orang-pemalas-yang-tak-pernah-maju-dalam-hidup-menurut-psikologi-salah-satunya-tidak-mematuhi-rutinitas?page=1

 

 

Doa Agar Tidak Malas dan Terbebas dari Lilitan Utang

 

Doa ini bagus diamalkan karena akan menjauhkan kita dari sifat-sifat jelek, yaitu sifat malas dalam ibadah dan kelemahan, serta pengecut. Juga berisi meminta perlindungan dari Allah agar tidak dizalimi dan dijauhkan dari utang yang berat.

 

Hadits #1474

 

وَعَنْ أَنَسٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – يَقُوْلُ : اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ العَجْزِ ، وَالكَسَلِ ، وَالجُبْنِ ، والهَرَمِ ، والبُخْلِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا وَالمَمَاتِ

وَفِي رِوَايَةٍ : وَضَلَعِ الدَّيْنِ ، وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ

 

Anas radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

“ALLOHUMMA INNI A’UDZU BIKA MINAL ‘AJZI, WAL KASALI, WAL JUBNI, WAL HAROMI, WAL BUKHLI, WA A’UDZU BIKA MIN ‘ADZABIL QOBRI, WA A’UDZU BIKA MIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT.

 

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, sifat malas, sifat pengecut, kepikunan, kekikiran, dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian).

 

Dalam riwayat lain disebutkan, “DHOLA’ID DAIN WA GHALABATIR RIJAAL (Lilitan utang dan laki-laki yang menindas).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 6367 dan Muslim, no. 2706]

 

Keterangan Doa

 

Al-‘ajz: kelemahan di mana seorang hamba tidak bisa melakukan kebaikan karena ketidakmampuan dan tidak adanya kekuatan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta perlindungan dari hal ini dikarena sifat ‘ajz akan menghalangi seseorang dalam menunaikan kewajiban agama atau perkara dunia. Allah Ta’alatelah mencela orang yang ‘aajiz (lemah) dalam kitabnya,

 

ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا عَبْدًا مَمْلُوكًا لَا يَقْدِرُ عَلَىٰ شَيْء

Allah membuat perumpamaan dengan seorang hamba sahaya yang dimiliki yang tidak dapat bertindak terhadap sesuatu pun.” (QS. An-Nahl: 75)

 

Al-kasl: kemalasan di mana seorang hamba tidak bisa melakukan kebaikan padahal dalam keadaan punya kemampuan. Sifat ini adalah sifat tercela karena menjadikannya berat pada sesuatu yang seharusnya tidak sulit ia kerjakan, akhirnya ia tidak punya semangat melakukan kebaikan. Dari sifat al-kasl, seseorang akhirnya melalaikan hal-hal yang bermanfaat terkait dunia dan akhiratnya. Allah Ta’ala telah mencela orang-orang munafik dengan sifat malasnya,

 

وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَىٰ

Dan mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan dengan malas.” (QS. At-Taubah: 54)

 

Al-bukhl: pelit, di mana menghalangi seseorang dari berinfak terkait dengan kewajiban harta, seperti zakat, nafkah untuk keluarga, sampai pada melayani tamu. Ada juga terkait dengan kewajiban berupa ucapan seperti perintah bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan perintah menjawab salam.

 

Al-jubn: takut ketika perang dan takut berjihad di jalan Allah. Juga bisa maknanya, takut dalam menyuarakan kebenaran dalam amar makruf nahi mungkar, atau takut ketika berjuang melawan setan dan hawa nafsu.

 

Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilaly hafizhahullah dalam Bahjah An-Nazhirin (2:452) menyatakan bahwa al-jubn adalah enggan berbuat baik terkait dengan badan, sedangkan al-bukhl adalah enggan berbuat baik terkait dengan harta.

 

Al-harom: usia senja yang kembali lagi pada ardzalil ‘umur (usia yang hina). Keadaan ketika usia senja itu kekuatan sudah menurun, berpikir sudah semakin sulit (pikun), dan keadaan fisik lainnya yang semuanya membuat berat untuk beraktivitas. Keadaan al-harom ini kembali lagi seperti bocah ketika masih berada dalam gendongan. Semoga kita terlindung dari keadaan tua yang seperti ini.

 

Fitnah hidup dan mati:

Ibnu Daqi Al-‘Ied mengatakan, “Fitnah kehidupan adalah fitnah yang dihadapi manusia semasa ia hidup yaitu berupa fitnah-fitnah dunia (harta), fitnah syahwat, kebodohan dan yang paling besar dari itu semua –semoga Allah melindungi kita darinya- yaitu cobaan di ujung akhir menjelang kematian. Sedangkan fitnah kematian yang dimaksud adalah fitnah ketika mati. Fitnah kehidupan bisa kita maksudkan pada segala fitnah yang ada sebelum kematian. Boleh jadi fitnah kematian juga bermakna fitnah (cobaan) di kubur.” Lihat Aun Al-Ma’bud, 3:95.

 

Dhola’id dain: sulitnya utang.

 

Gholabatir rijaal: dikuasai dan dizalimi, dan ditindas tanpa jalan yang benar. Akibatnya, seseorang kendur dalam melakukan ketaatan dan ibadah. Karena diperlakukan seperti ini akhirnya timbul kebencian.

 

Faedah Hadits

Selama Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menjadi pembantu Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam, ia paling sering mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca doa ini. (HR. Bukhari, no. 6363)

 

Bisa saja al-‘ajz (kelemahan) itu hasil dari al-kasl (kemalasan). Karena banyak yang malas pada sesuatu padahal dia mampu melakukannya, akhirnya ia makin lemah keinginannya, akhirnya ia dapati al-‘ajz (lemah untuk berbuat). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta perlindungan dari sifat malas dengan harta (al-bukhl) dan sifat malas dengan badan (al-kasl).

 

Penetapan adanya azab atau siksa kubur.

Menindas di sini ada dua: menindas hak hingga berat dalam utang, dan menindas dengan kebatilan hingga dizalimi.

 

Sumber: https://rumaysho.com/20188-doa-agar-tidak-malas-dan-terbebas-dari-lilitan-utang.html

 

0 Comments:

Posting Komentar