Blog ini berisi tulisan orang lain. Sengaja saya kumpulkan disini agar bisa dibaca lagi di lain waktu, oleh saya dan oleh kita semua.
WHAT'S NEW?
Loading...

MENGENAL BUDIDAYA LEBAH MADU



Allah Swt bukan saja menciptakan makhluk bernama lebah. Namun Dia bahkan menjadikan lebah sebagai salah satu nama surah dalam Al Quran, yaitu Qs An Nahl. Hal ini menunjukkan keistimewaan lebah dibanding hewan ciptaan lainnya. Diantaranya disebutkan dalam ayat 68-69,

 

وَأَوۡحَىٰ رَبُّكَ إِلَى ٱلنَّحۡلِ أَنِ ٱتَّخِذِي مِنَ ٱلۡجِبَالِ بُيُوتٗا وَمِنَ ٱلشَّجَرِ وَمِمَّا يَعۡرِشُونَ ٦٨ ثُمَّ كُلِي مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ فَٱسۡلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلٗاۚ يَخۡرُجُ مِنۢ بُطُونِهَا شَرَابٞ مُّخۡتَلِفٌ أَلۡوَٰنُهُۥ فِيهِ شِفَآءٞ لِّلنَّاسِۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَةٗ لِّقَوۡمٖ يَتَفَكَّرُونَ ٦٩

Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia".

Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan”.

 

Adanya ayat diatas secara tersurat dan tersirat menyuruh kita belajar segala sesuatunya tentang lebah. Manfaatnya yang mudah didapat adalah madu yang dihasilkan lebah. Masih banyak yang dapat diambil dari lebah, yaitu: tepungsari, propolis, royal jelly, lilin, larva, hingga sengat lebah.

 

Gambar 1. Bentuk fisik berbagai jenis lebah

 

A.   Biologi Lebah dan Perilakunya

Lebah madu merupakan hewan tak bertulang belakang, yang termasuk dalam kelas insekta (serangga) dengan sistematika. Sampai saat ini jenis lebah yang umum dibudidayakan adalah;

a.        Apis mellifera (lebah unggul, impor, menurut literatur dari Italia, Australia)

b.        Apis cerana (lebah lokal, Indonesia, Asia)

c.        Apis florea atau lebah trigona (bentuk kecil seperti semut hitam dan hidup di bumbung bambu, lubang kayu, tanah)

d.        Apis dorsata (tawon gung, lebah liar).

 

Sarang lebah adalah sel-sel yang terbentuk hexagonal dibuat dari malam lebah yang dicampur dengan perekat (propolis) yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Sarang lebah digunakan untuk meletakkan madu, tepung sari dan tempayak (larva). Jenis tabung sel dalam sisiran adalah:

1.    Sel calon ratu, berukuran paling besar, tak teratur dan biasanya terletak di pinggir sarang.

2.    Sel calon pejantan, ditandai dengan tutup menonjol dan terdapat titik hitam di tengahnya.

3.    Sel calon pekerja, berukuran kecil, tutup rata dan paling banyak jumlahnya.

 


Gambar 2. Koloni Lebah dalam sebuah frame (bingkai)

 

Lebah madu adalah serangga sosial yang hidup berkoloni. Koloni lebah sekitar 10.000 sampai 60.000 lebah. Koloni terdiri dari ratu (betina subur), ratusan lebah jantan dan ribuan lebah pekerja (betina steril). Mereka menyerbuki tanaman berbunga dan tanaman. Fungsi dan ciri-ciri masing-masing lebah adalah sebagai berikut:

 

1.    Lebah ratu

·           Tugas ratu hanya satu yaitu bertelur.

·           Hidupnya sehari-hari diawasi, makannya diberi dan diatur oleh lebah pekerja khusus serta kebersihan badannya diurus oleh lebah pekerja.

·           Ciri-ciri lebah ratu mempunyai tubuh paling besar diantara lebah-lebah yang ada dalam sarang.

·           Warna merah agak kehitam-hitaman, mempunyai sengat dan dapat menyengat berkali-kali dalam hidupnya tanpa mengalami kerusakan tubuh atau mati seperti lebah pekerja. Dapat hidup kurang lebih 4 tahun.

 

2)    Lebah jantan

·           Tubuhnya lebih pendek dari lebah ratu dan berwarna kehitam-hitaman.

·           Sifatnya pemalas, terbang jauh hanya mengejar ratu untuk dikawini (lalu mati).

·           Makan minum dicukupi lebah pekerja, dan sangat rakus dengan makanan.

·           Suaranya keras dan menimbulkan kebisingan, tidak suka berkelahi.

·           Sel telur lebah jantan lebih besar dan tutupnya menonjol.

·           Masa paceklik baginya suram karena akan dibunuh oleh lebah pekerja.

·           Umur lebah jantan ± 70 hari / 10 minggu.

 

3.    Lebah pekerja

·           Adalah jenis kelamin betina tidak sempurna, tidak bertelur seperti ratu.

·           Tubuhnya lebih kecil dari lebah jantan berwarna kecoklat-coklatan.

·           Sifatnya agresif, disiplin dan bertanggung jawab.

·           Mempunyai sengat, tapi setiap menyengat terjadi kerusakan pada bagian tubuhnya kemudian mati setelah bertahan paling lama tiga hari.

·           Tugas lebah pekerja paling berat yaitu memberi makan lebah ratu dan larva, membuat sarang, mencari nektar dan tepungsari, memproses dan menyimpan madu, mencari air dan lain-lain.

·           Umur lebah pekerja ± 70 hari / 10 minggu.

 

Gambar 3. Perbedaan fisik lebah ratu, lebah jantan dan lebah pekerja.

 

4.    Pembagian tugas lebah pekerja, adalah sebagai berikut:

·           Lebah pekerja dewasa yaitu mencari makan untuk seluruh penghuni sarang (induk, jantan, calon lebah mulai dari larva, kepompong, dsb).

·           Lebah pekerja agak dewasa bertugas menjaga di dalam atau di luar sarang dari segala gangguan.

·           Lebah pekerja muda bertugas sebagai perawat, penghubung dan menjaga kebersihan dalam sarang serta sekaligus membangun sarang.

 

B.   Manfaat Budidaya Lebah Madu

Lebah mempunyai manfaat langsung dan tidak langsung bagi manusia. Manfaat langsung bagi manusia yaitu untuk stamina tubuh karena produk-produk perlebahan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Manfaat tidak langsung, yaitu membantu proses penyerbukan bunga. Produk-produk yang dihasilkan oleh lebah madu adalah sebagai berikut:

 

1)         Madu sebagai produk utama yang berasal dari nektar bunga merupakan makanan yang sangat berguna bagi pemeliharaan kesehatan, kosmetika dan farmasi.

2)        Royal jelly dimanfaatkan untuk stamina dan penyembuhan penyakit, sebagai bahan campuran kosmetika, dan bahan campuran obat-obatan.

3)        Pollen (tepung sari) dimanfaatkan untuk campuran bahan obat-obatan/kepentingan farmasi.

4)       Lilin lebah (malam) dimanfaatkan untuk industri farmasi dan kosmetika sebagai pelengkap bahan campuran.

5)       Propolis (perekat lebah) dimanfaatkan untuk penyembuhan luka, penyakit kulit dan membunuh virus influensa.

 

C.   Lokasi Perlebahan (Apriari)

Pemilihan Lokasi Budidaya merupakan bagian yang tidak kalah pentingnya dalam pengembangan budidaya. Selain kondisi iklim beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya lebah Trigona adalah:

·          Tersedia sumber pakan yang memadai: Semua jenis tanaman berbunga yang menghasilkan nektar (makanan lebah) dan serbuksari (makanan anakan lebah) serta menghasilkan getah (untuk membangun dan melindungi sarang) dengan jumlah seimbang.

·          Kebutuhan air tercukupi: Air digunakan oleh lebah Trigona untuk menstabilkan suhu di dalam stup dan untuk mengencerkan madu ketika memberi makan larva lebah. Air diperoleh dari embun yang nempel di daun atau sumber air lainnya.

·          Jauh dengan pertanian yang menggunakan pestisida: kontaminasi pestisida pada produk perlebahan terutama madu, polen dan propolis akan menurunkan kualitas dan khasiat produk tersebut.

 

Gambar 4. Kotak-kotak lebah madu mellifera

 

Penentuan lokasi perlu mempertimbangkan ketersediaan pakan, pendataan jenis-jenis tanaman penghasil nektar dan pollen, umur tanaman, kepadatan tanaman, serta kesuburannya. Kondisi lokasi apiari sangat erat kaitannya dengan penempatan jumlah stup pemeliharaan persatuan luasnya (Ha). Kompetisi lebah dalam mencari pakan dapat menyebabkan turunnya produksi atau terganggunya keseimbangan populasi lebah dan bahkan memungkinkan hijrahnya lebah.

Lebah madu biasanya mencari makan dalam radius 3 km dari sarang, tetapi kadang-kadang mereka melakukan perjalanan jauh jika memang harus. Lokasi perlebahan yang standard adalah tanah harus bebas pupuk sintetis, pestisida, herbisida dan fungisida, serta bebas tanaman rekayasa genetika.

Apriari sebaiknya jauh dari lokasi pertanian konvensional untuk mencegah potensi terjadinya kontaminasi. Jarak lokasi pertanian intensif sebaiknya minimal 3 km dari lokasi perlebahan. Sementara sarang yang ditempatkan di wilayah pemukiman harus mendapatkan peraturan yang lebih khusus dari penduduk.

Areal perlebahan harus dipersiapkan sebelumnya sebelum menempatkan kotak-kotak sarang, karena aroma dari penyiangan biasanya mengganggu lebah. Sarang harus dilindungi dari angin kencang. Sarang juga harus dilindungi dari terik matahari dengan menyediakan naungan parsial. Selama musim kering, penahan api dapat dibuat di sekitar tempat pemeliharaan lebah untuk mencegah kebakaran sarang-sarang.

 

D.   Pembuatan Kotak Sarang (Stup)

Beternak lebah secara modern yaitu menggunakan kotak lebah. Dengan cara ini ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh, yaitu (1) desain kotak memungkinkan untuk diterapkan teknik-teknik manajemen koloni; (2) pada saat panen madu, tidak perlu mengorbankan anaknya, karena sarang yang berisi anakan lebah (brood) dapat dikembalikan di tempatnya semula.

Bahan stup yang baik terbuat dari kayu yang sudah kering dan tidak berbau menyengat. Hal ini menghindari pindahnya koloni lebah karena tidak betah dan pengaruh dari bau kayu tersebut. Untuk menjaga keawetan stup, bagian luar kayu dapat dicat dengan cat eksterior berwarna terang. Hal ini bertujuan untuk melindungi kayu dari pelapukan.

Sarang yang sudah dipakai berulang-ulang biasanya akan meninggalkan kotoran yang larut dalam lemak berupa residu pestisida dan kulit kepompong. Seiring waktu, residu pestisida menumpuk, dan memiliki efek yang merugikan pada pengembangan lebah induk. Kulit kepompong yang menumpuk dapat mempersempit sel-sel heksagonal, dan dapat menjadi tempat berkembangnya spora penyebab penyakit.

Dengan demikian, dibutuhkan penggantian sisiran secara reguler untuk meminimalkan paparan bahan kimia ini. Setidaknya 20% sisiran (sekitar 2-3 sisiran) dari kotak stup harus diganti setiap tahun sehingga tidak pernah ada sarang yang lebih dari 5 tahun.

Persiapan sarang dilakukan dengan menggosok bagian dalam sarang dengan propolis atau dengan lilin lebah yang sudah diencerkan atau dilunakkan. Kotak sarang juga dapat ditempatkan pada tanah, menggantungkannya pada batang pohon, atau ditempatkan diatas dudukan (standar). Dasar pijakan harus kuat jika ingin ditempatkan dalam posisi bertingkat. Yang diperhatikan adalah ketinggian penempatan sarang.

  

Gambar 5. Stup (Kotak Lebah Madu)

 

E. Mempersiapkan Bibit Lebah dan Pemindahan Koloni

Untuk mendapatkan bibit lebah yang akan dipelihara dapat ditempuh dengan cara-cara sebagai berikut:

·          Berburu, yaitu dengan cara menangkap lebah dari hutan, atap rumah atau dari pohon, dan lain-lain.

·          Memasang perangkap berupa stup kosong/glodog yang sudah biasa ditempati lebah di tempat-tempat tertentu.

·          Membeli ratu atau koloni lengkap dengan stup/glodog dari para penangkap lebah.

 

1.      Berburu atau menangkap di alam

Dalam melakukan perburuan lebah perlu untuk menyiapkan peralatan berupa kurungan ratu, kotak buru (seperti kotak eram hanya dengan 3-5 sisiran), kain kasa hitam berbentuk kerucut (seperti jaring). Apabila ditemukan koloni maka segera mencari lebah ratu, dan diamankan dalam kurungan ratu. Kain kasa dibiarkan dalam posisi terbalik (menghadap ke bawah) yang diletakkan di atas koloni, dan selanjutnya lebah diusik supaya lebah terbang semua dan akhirnya hinggap di kain kasa tersebut. Agar lebah pindah dari sarangnya, dapat diganggu sedikit dengan asap obat nyamuk atau rokok.

Apabila lebah sudah masuk dalam kain kasa, kemudian ditutup, diikat dan siap dibawa pulang. Selanjutnya sarang dipilih dan dipindahkan ke sisiran/frame. Pilih sarang yang masih bagus keadaannya (ada madu, pollen dan anakan). Potong secara hati-hati sarang tersebut dan ditempelkan pada sisiran (bingkai) serta diikat. Simpan/masukkan sarang yang sudah melekat pada sisiran tersebut dalam kotak buru. Selanjutnya koloni tersebut ditertibkan dalam kotak eram dengan menyertakan bingkai yang ada sarangnya.

 

2.     Memasang Perangkap

Lebah A.cerana biasanya membuat sarang ditempat-tempat gelap atau rongga-rongga kosong. Penyediaan bibit lebah juga dapat dilakukan dengan pembuatan tempat pemancing yaitu glodog (klutuk). Cara ini sifatnya pasif, karena kita hanya menunggu sampai ada koloni lebah yang mau bersarang di dalamnya. Glodog terbuat dari batang kelapa yang dibuat rongga/lubang. Glodog yang akan dipakai harus kering untuk menghindari pertumbuhan jamur.

 

Gambar 6. Koloni Lebah Trigona

 

Pemindahan sarang dari glodog harus dilakukan secara hati-hati. Setelah stup siap, glodog yang telah diambil dibuka dan dibalik pelan-pelan tepat dibawah stup. Dengan pelan dan halus klutuk diketuk-ketuk untuk mempercepat pemindahan lebah tersebut ke dalam stup. Setelah semua pindah, sarang dipindahkan ke sisiran dan dibentuk sesuai dengan sisiran. Sarang yang sudah dibentuk diikat dengan tali raffia/benang dan dilekatkan pada frame yang telah diambil, selanjutnya dimasukkan ke dalam stup. Supaya betah, lebah yang baru dipindah diberi makanan tambahan berupa cairan gula pasir/gula jawa.

Lebah yang baru dipindahkan kadang tidak menempati sarang mereka sendiri sehingga harus dipindahkan kembali. Lebah mudah dipindahkan ketika mereka berkerumun. Swarming adalah proses menghasilkan koloni baru. Lebah berkerumun untuk alasan yang berbeda, yaitu ketika mereka penuh sesak sebelum musim madu, ketika sarang hancur dan sumber makanan atau air menjadi langka, kegagalan ratu untuk bertelur secara tiba-tiba, panas atau ventilasi yang buruk dari sarang lebah, kurangnya ruang untuk bertelur dan penyimpanan madu.

Kerumunan lebah dapat ditemukan tergantung di pohon atau di bawah bangunan. Kerumunan itu harus ditangkap segera dan dipindahkan ke sarang. Cara pemindahan dilakukan dengan mengguncang lebah ke dalam keranjang, labu kosong atau kotak kardus, kemudian dipindahkan ke sarang kosong baru. Setelah dipindahkan, biarkan lebah tak terganggu selama beberapa hari. Setelah tenang, lebah mulai menyimpan makanan dan merawat bayibayi lebah. Sarang untuk umpan menangkap lebah sebaiknya ditempatkan tinggi di pohon atau di atap.

Ketika lebah telah menempati posisi sarang baru, lebah akan mulai menyesuaikan diri pada posisi sarang. Karena itu, disarankan untuk menempatkan sarang di tempat yang berdekatan dengan posisi menangkap lebah. Sarang dapat dipindahkan ke tempat yang diinginkan atau ke posisi yang jauh setelah beberapa minggu.

 

3.    Membeli ratu atau koloni lengkap dengan stup/glodog

Penyediaan bibit bisa juga dilakukan dengan cara pemilihan bibit unggul yang sudah dikomersilkan. Bibit lebah unggul yang di Indonesia ada dua jenis yaitu A. cerana (lokal) dan A. mellifera (impor). Ratu lebah merupakan inti dari pembentukan koloni lebah, oleh karena itu pemilihan jenis unggul ini bertujuan agar dalam satu koloni lebah dapat produksi maksimal.

 

F.    Penempatan Stup Budidaya

Tindakan selanjutnya setelah penentuan lokasi adalah penempatan stup/kotak-kotak pemeliharaan pada lokasi pemeliharaan. Stup sebaiknya diletakkan pada tempat-tempat terbuka, menghadap ke timur, menghadap matahari dan membelakangi jalan pemeriksaan. Stup diletakkan di atas bangku standar dengan ketinggian ± 50 cm dari tanah. Jika lokasi berbukit, stup letaknya harus lebih rendah dari sumber makanan. Tiang penyangga (bangku standar) stup diberi minyak pelumas, air atau obat semut agar tidak diganggu serangga. Stup/koloni sebaiknya terlindung dari terik matahari dan air hujan. Kotak stup dapat disusun berderet dengan jarak 1 s/d 1,5 meter.

 

G.   Pemeriksaan Koloni

Pemeriksaaan koloni bertujuan untuk memeriksa kondisi dan perkembangan koloni lebah itu sendiri. Waktu terbaik untuk memeriksa koloni adalah ketika hari terang atau cerah, ketika lebah bekerja secara normal yaitu pada pagi hari (jam 06.00 s/d 10.00) atau sore hari (jam 16.00 s/d 18.00) yakni saat lebah dewasa banyak keluar sarang. Lebah tidak boleh terganggu karena cuaca dingin, hujan, angin kencang atau di malam hari.

 

Tahapan pemeriksaan adalah sebagai berikut:

1.    Pemeriksaan Stup (kotak koloni).

·           Pemeriksaan stup dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Jangan sekali-kali memeriksa stup pada siang hari (panas) karena lebah sangat agresif.

·           Membuka stup, harus dari arah belakang, samping kiri atau kanan. Pembukan dari depan pintu masuk dapat menghalangi lebah pekerja yang akan masuk membawa makanan. Bila mereka terhalang, mereka akan marah dan menyengat.

·           Untuk menenangkan lebah pada saat pemeriksaan, hembuskan asap rokok atau asap sabut kelapa dengan alat smoker ke dalam stup secara pelan­pelan 1-3 kali. Hindari meniupkan asap yang berlebihan, hal ini akan membuat lebah menjadi agresif.

·           Setelah lebah-lebah dalam keadaan tenang, periksa koloni dengan perasaan mantap, sabar dan tenang. Satu demi satu frame diperiksa, dimulai dari frame nomor dua dari kiri pegang kedua ujung frame angkat pelan-pelan ke atas, amati dengan teliti, bagian sarang, madu, dan larva. Setelah diperiksa, frame ditempatkan di tempat lain. Selanjutnya ambil frame nomor satu kemudian 3 dan seterusnya, hal ini dilakukan untuk menghindari agar ratu tidak terganggu atau terhimpit.

·           Pemeriksaan cukup dilakukan setiap seminggu sekali.

 

2.    Kontrol koloni

Pemeriksaan koloni bertujuan untuk mengamati kebersihan stup, gangguan hama penyakit, isi sarang, keadaan ratu, perbandingan lebah pekerja dengan lebah jantan, dan tujuan pengurusan lainnya. Tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:

·           Periksa frame-frame yang tersedia, bila dijumpai frame yang sudah penuh maka perlu ditambahkan frame baru di tengah-tengah

·           frame terpasang. Tetapi bila koloni lemah sebaiknya penambahan frame di tepi bingkai/frame terpasang.

·           Bila terdapat sarang yang bagian tengahnya berwarna hitam, ini merupakan tanda bahwa sarang itu terkena penyakit. Langkah yang diambil adalah sarang ini dibakar, dibuang.

·           Bila dalam satu koloni perbandingan antara lebah pejantan dan pekerja lebih banyak lebah pejantannya, maka tindakan yang harus dilakukan membunuh lebah pejantan (membuang telurtelurnya). Kebutuhan lebah jantan berkisar 200- 300 ekor saja dalam satu koloni.

·           Keadaan ratu perlu diamati, apakah masih aktif melaksanakan tugasnya (bertelur), atau sudah ada ratu baru (pengganti). Proses penggantian ini berjalan

0 Comments:

Posting Komentar