Allah Swt
bukan saja menciptakan makhluk bernama lebah. Namun Dia bahkan menjadikan lebah
sebagai salah satu nama surah dalam Al Quran, yaitu Qs An Nahl. Hal ini
menunjukkan keistimewaan lebah dibanding hewan ciptaan lainnya. Diantaranya
disebutkan dalam ayat 68-69,
وَأَوۡحَىٰ
رَبُّكَ إِلَى ٱلنَّحۡلِ أَنِ ٱتَّخِذِي مِنَ ٱلۡجِبَالِ بُيُوتٗا وَمِنَ ٱلشَّجَرِ
وَمِمَّا يَعۡرِشُونَ ٦٨ ثُمَّ كُلِي مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ فَٱسۡلُكِي سُبُلَ
رَبِّكِ ذُلُلٗاۚ يَخۡرُجُ مِنۢ بُطُونِهَا شَرَابٞ مُّخۡتَلِفٌ أَلۡوَٰنُهُۥ
فِيهِ شِفَآءٞ لِّلنَّاسِۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَةٗ لِّقَوۡمٖ يَتَفَكَّرُونَ
٦٩
“Dan
Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di
pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia".
Kemudian
makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang
telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan”.
Adanya ayat
diatas secara tersurat dan tersirat menyuruh kita belajar segala sesuatunya
tentang lebah. Manfaatnya yang mudah didapat adalah madu yang dihasilkan lebah.
Masih banyak yang dapat diambil dari lebah, yaitu: tepungsari, propolis, royal
jelly, lilin, larva, hingga sengat lebah.
Gambar 1. Bentuk fisik berbagai jenis lebah
A. Biologi Lebah dan Perilakunya
Lebah madu
merupakan hewan tak bertulang belakang, yang termasuk dalam kelas insekta
(serangga) dengan sistematika. Sampai saat ini jenis lebah yang umum dibudidayakan
adalah;
a.
Apis mellifera (lebah unggul,
impor, menurut literatur dari Italia, Australia)
b.
Apis cerana (lebah
lokal, Indonesia, Asia)
c.
Apis florea atau lebah
trigona (bentuk kecil seperti semut hitam dan hidup di bumbung bambu,
lubang kayu, tanah)
d.
Apis dorsata (tawon
gung, lebah liar).
Sarang lebah
adalah sel-sel yang terbentuk hexagonal dibuat dari malam lebah yang
dicampur dengan perekat (propolis) yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Sarang
lebah digunakan untuk meletakkan madu, tepung sari dan tempayak (larva).
Jenis tabung sel dalam sisiran adalah:
1. Sel calon
ratu, berukuran paling besar, tak teratur dan biasanya terletak di pinggir
sarang.
2. Sel calon
pejantan, ditandai dengan tutup menonjol dan terdapat titik hitam di tengahnya.
3. Sel calon
pekerja, berukuran kecil, tutup rata dan paling banyak jumlahnya.
Lebah madu adalah
serangga sosial yang hidup berkoloni. Koloni lebah sekitar 10.000 sampai 60.000
lebah. Koloni terdiri dari ratu (betina subur), ratusan lebah jantan dan ribuan
lebah pekerja (betina steril). Mereka menyerbuki tanaman berbunga dan tanaman.
Fungsi dan ciri-ciri masing-masing lebah adalah sebagai berikut:
1. Lebah
ratu
·
Tugas ratu hanya satu
yaitu bertelur.
·
Hidupnya sehari-hari diawasi,
makannya diberi dan diatur oleh lebah pekerja khusus serta kebersihan badannya
diurus oleh lebah pekerja.
·
Ciri-ciri lebah ratu
mempunyai tubuh paling besar diantara lebah-lebah yang ada dalam sarang.
·
Warna merah agak
kehitam-hitaman, mempunyai sengat dan dapat menyengat berkali-kali dalam
hidupnya tanpa mengalami kerusakan tubuh atau mati seperti lebah pekerja. Dapat
hidup kurang lebih 4 tahun.
2) Lebah
jantan
·
Tubuhnya lebih pendek
dari lebah ratu dan berwarna kehitam-hitaman.
·
Sifatnya pemalas,
terbang jauh hanya mengejar ratu untuk dikawini (lalu mati).
·
Makan minum dicukupi
lebah pekerja, dan sangat rakus dengan makanan.
·
Suaranya keras dan
menimbulkan kebisingan, tidak suka berkelahi.
·
Sel telur lebah jantan
lebih besar dan tutupnya menonjol.
·
Masa paceklik baginya
suram karena akan dibunuh oleh lebah pekerja.
·
Umur lebah jantan ± 70
hari / 10 minggu.
3. Lebah
pekerja
·
Adalah jenis kelamin
betina tidak sempurna, tidak bertelur seperti ratu.
·
Tubuhnya lebih kecil
dari lebah jantan berwarna kecoklat-coklatan.
·
Sifatnya agresif,
disiplin dan bertanggung jawab.
·
Mempunyai sengat, tapi
setiap menyengat terjadi kerusakan pada bagian tubuhnya kemudian mati setelah
bertahan paling lama tiga hari.
·
Tugas lebah pekerja
paling berat yaitu memberi makan lebah ratu dan larva, membuat sarang, mencari
nektar dan tepungsari, memproses dan menyimpan madu, mencari air dan lain-lain.
·
Umur lebah pekerja ± 70
hari / 10 minggu.
Gambar 3. Perbedaan fisik lebah ratu, lebah jantan dan lebah pekerja.
4. Pembagian
tugas lebah pekerja, adalah sebagai berikut:
·
Lebah pekerja dewasa
yaitu mencari makan untuk seluruh penghuni sarang (induk, jantan, calon lebah
mulai dari larva, kepompong, dsb).
·
Lebah pekerja agak
dewasa bertugas menjaga di dalam atau di luar sarang dari segala gangguan.
·
Lebah pekerja muda
bertugas sebagai perawat, penghubung dan menjaga kebersihan dalam sarang serta
sekaligus membangun sarang.
B. Manfaat Budidaya Lebah Madu
Lebah
mempunyai manfaat langsung dan tidak langsung bagi manusia. Manfaat langsung
bagi manusia yaitu untuk stamina tubuh karena produk-produk perlebahan memiliki
kandungan gizi yang tinggi. Manfaat tidak langsung, yaitu membantu proses
penyerbukan bunga. Produk-produk yang dihasilkan oleh lebah madu adalah sebagai
berikut:
1)
Madu sebagai
produk utama yang berasal dari nektar bunga merupakan makanan yang sangat
berguna bagi pemeliharaan kesehatan, kosmetika dan farmasi.
2)
Royal jelly
dimanfaatkan untuk stamina dan penyembuhan penyakit, sebagai bahan campuran
kosmetika, dan bahan campuran obat-obatan.
3)
Pollen (tepung
sari) dimanfaatkan untuk campuran bahan obat-obatan/kepentingan farmasi.
4)
Lilin lebah (malam)
dimanfaatkan untuk industri farmasi dan kosmetika sebagai pelengkap bahan
campuran.
5)
Propolis (perekat
lebah) dimanfaatkan untuk penyembuhan luka, penyakit kulit dan membunuh virus
influensa.
C. Lokasi Perlebahan (Apriari)
Pemilihan
Lokasi Budidaya merupakan bagian yang tidak kalah pentingnya dalam pengembangan
budidaya. Selain kondisi iklim beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
budidaya lebah Trigona adalah:
·
Tersedia sumber pakan
yang memadai: Semua jenis tanaman berbunga yang menghasilkan nektar (makanan
lebah) dan serbuksari (makanan anakan lebah) serta menghasilkan getah (untuk
membangun dan melindungi sarang) dengan jumlah seimbang.
·
Kebutuhan air
tercukupi: Air digunakan oleh lebah Trigona untuk menstabilkan suhu di dalam
stup dan untuk mengencerkan madu ketika memberi makan larva lebah. Air diperoleh
dari embun yang nempel di daun atau sumber air lainnya.
·
Jauh dengan pertanian
yang menggunakan pestisida: kontaminasi pestisida pada produk perlebahan
terutama madu, polen dan propolis akan menurunkan kualitas dan khasiat produk
tersebut.
Gambar 4. Kotak-kotak lebah madu mellifera
Penentuan
lokasi perlu mempertimbangkan ketersediaan pakan, pendataan jenis-jenis tanaman
penghasil nektar dan pollen, umur tanaman, kepadatan tanaman, serta
kesuburannya. Kondisi lokasi apiari sangat erat kaitannya dengan penempatan
jumlah stup pemeliharaan persatuan luasnya (Ha). Kompetisi lebah dalam mencari
pakan dapat menyebabkan turunnya produksi atau terganggunya keseimbangan
populasi lebah dan bahkan memungkinkan hijrahnya lebah.
Lebah madu
biasanya mencari makan dalam radius 3 km dari sarang, tetapi kadang-kadang
mereka melakukan perjalanan jauh jika memang harus. Lokasi perlebahan yang
standard adalah tanah harus bebas pupuk sintetis, pestisida, herbisida dan fungisida,
serta bebas tanaman rekayasa genetika.
Apriari
sebaiknya jauh dari lokasi pertanian konvensional untuk mencegah potensi
terjadinya kontaminasi. Jarak lokasi pertanian intensif sebaiknya minimal 3 km
dari lokasi perlebahan. Sementara sarang yang ditempatkan di wilayah pemukiman
harus mendapatkan peraturan yang lebih khusus dari penduduk.
Areal
perlebahan harus dipersiapkan sebelumnya sebelum menempatkan kotak-kotak
sarang, karena aroma dari penyiangan biasanya mengganggu lebah. Sarang harus
dilindungi dari angin kencang. Sarang juga harus dilindungi dari terik matahari
dengan menyediakan naungan parsial. Selama musim kering, penahan api dapat
dibuat di sekitar tempat pemeliharaan lebah untuk mencegah kebakaran
sarang-sarang.
D. Pembuatan Kotak Sarang (Stup)
Beternak
lebah secara modern yaitu menggunakan kotak lebah. Dengan cara ini ada beberapa
keuntungan yang dapat diperoleh, yaitu (1) desain kotak memungkinkan untuk
diterapkan teknik-teknik manajemen koloni; (2) pada saat panen madu, tidak
perlu mengorbankan anaknya, karena sarang yang berisi anakan lebah (brood)
dapat dikembalikan di tempatnya semula.
Bahan stup
yang baik terbuat dari kayu yang sudah kering dan tidak berbau menyengat. Hal
ini menghindari pindahnya koloni lebah karena tidak betah dan pengaruh dari bau
kayu tersebut. Untuk menjaga keawetan stup, bagian luar kayu dapat dicat dengan
cat eksterior berwarna terang. Hal ini bertujuan untuk melindungi kayu dari
pelapukan.
Sarang yang
sudah dipakai berulang-ulang biasanya akan meninggalkan kotoran yang larut
dalam lemak berupa residu pestisida dan kulit kepompong. Seiring waktu, residu
pestisida menumpuk, dan memiliki efek yang merugikan pada pengembangan lebah
induk. Kulit kepompong yang menumpuk dapat mempersempit sel-sel heksagonal, dan
dapat menjadi tempat berkembangnya spora penyebab penyakit.
Dengan
demikian, dibutuhkan penggantian sisiran secara reguler untuk meminimalkan
paparan bahan kimia ini. Setidaknya 20% sisiran (sekitar 2-3 sisiran) dari
kotak stup harus diganti setiap tahun sehingga tidak pernah ada sarang yang lebih
dari 5 tahun.
Persiapan
sarang dilakukan dengan menggosok bagian dalam sarang dengan propolis atau
dengan lilin lebah yang sudah diencerkan atau dilunakkan. Kotak sarang juga
dapat ditempatkan pada tanah, menggantungkannya pada batang pohon, atau
ditempatkan diatas dudukan (standar). Dasar pijakan harus kuat jika ingin
ditempatkan dalam posisi bertingkat. Yang diperhatikan adalah ketinggian penempatan
sarang.
Gambar 5. Stup (Kotak Lebah Madu)
E. Mempersiapkan Bibit Lebah dan Pemindahan Koloni
Untuk
mendapatkan bibit lebah yang akan dipelihara dapat ditempuh dengan cara-cara
sebagai berikut:
·
Berburu, yaitu
dengan cara menangkap lebah dari hutan, atap rumah atau dari pohon, dan
lain-lain.
·
Memasang perangkap berupa stup
kosong/glodog yang sudah biasa ditempati lebah di tempat-tempat tertentu.
·
Membeli ratu atau koloni
lengkap dengan stup/glodog dari para penangkap lebah.
1.
Berburu atau menangkap
di alam
Dalam
melakukan perburuan lebah perlu untuk menyiapkan peralatan berupa kurungan
ratu, kotak buru (seperti kotak eram hanya dengan 3-5 sisiran), kain kasa hitam
berbentuk kerucut (seperti jaring). Apabila ditemukan koloni maka segera
mencari lebah ratu, dan diamankan dalam kurungan ratu. Kain kasa dibiarkan
dalam posisi terbalik (menghadap ke bawah) yang diletakkan di atas koloni, dan
selanjutnya lebah diusik supaya lebah terbang semua dan akhirnya hinggap di
kain kasa tersebut. Agar lebah pindah dari sarangnya, dapat diganggu sedikit
dengan asap obat nyamuk atau rokok.
Apabila
lebah sudah masuk dalam kain kasa, kemudian ditutup, diikat dan siap dibawa
pulang. Selanjutnya sarang dipilih dan dipindahkan ke sisiran/frame. Pilih sarang
yang masih bagus keadaannya (ada madu, pollen dan anakan). Potong secara
hati-hati sarang tersebut dan ditempelkan pada sisiran (bingkai) serta diikat.
Simpan/masukkan sarang yang sudah melekat pada sisiran tersebut dalam kotak
buru. Selanjutnya koloni tersebut ditertibkan dalam kotak eram dengan
menyertakan bingkai yang ada sarangnya.
2.
Memasang Perangkap
Lebah
A.cerana biasanya membuat sarang ditempat-tempat gelap atau rongga-rongga
kosong. Penyediaan bibit lebah juga dapat dilakukan dengan pembuatan tempat
pemancing yaitu glodog (klutuk). Cara ini sifatnya pasif, karena kita hanya
menunggu sampai ada koloni lebah yang mau bersarang di dalamnya. Glodog terbuat
dari batang kelapa yang dibuat rongga/lubang. Glodog yang akan dipakai harus
kering untuk menghindari pertumbuhan jamur.
Gambar 6. Koloni Lebah Trigona
Pemindahan
sarang dari glodog harus dilakukan secara hati-hati. Setelah stup siap, glodog
yang telah diambil dibuka dan dibalik pelan-pelan tepat dibawah stup. Dengan
pelan dan halus klutuk diketuk-ketuk untuk mempercepat pemindahan lebah
tersebut ke dalam stup. Setelah semua pindah, sarang dipindahkan ke sisiran dan
dibentuk sesuai dengan sisiran. Sarang yang sudah dibentuk diikat dengan tali
raffia/benang dan dilekatkan pada frame yang telah diambil, selanjutnya
dimasukkan ke dalam stup. Supaya betah, lebah yang baru dipindah diberi makanan
tambahan berupa cairan gula pasir/gula jawa.
Lebah yang baru
dipindahkan kadang tidak menempati sarang mereka sendiri sehingga harus dipindahkan
kembali. Lebah mudah dipindahkan ketika mereka berkerumun. Swarming adalah
proses menghasilkan koloni baru. Lebah berkerumun untuk alasan yang berbeda,
yaitu ketika mereka penuh sesak sebelum musim madu, ketika sarang hancur dan
sumber makanan atau air menjadi langka, kegagalan ratu untuk bertelur secara
tiba-tiba, panas atau ventilasi yang buruk dari sarang lebah, kurangnya ruang
untuk bertelur dan penyimpanan madu.
Kerumunan
lebah dapat ditemukan tergantung di pohon atau di bawah bangunan. Kerumunan itu
harus ditangkap segera dan dipindahkan ke sarang. Cara pemindahan dilakukan dengan
mengguncang lebah ke dalam keranjang, labu kosong atau kotak kardus, kemudian
dipindahkan ke sarang kosong baru. Setelah dipindahkan, biarkan lebah tak
terganggu selama beberapa hari. Setelah tenang, lebah mulai menyimpan makanan
dan merawat bayibayi lebah. Sarang untuk umpan menangkap lebah sebaiknya
ditempatkan tinggi di pohon atau di atap.
Ketika lebah
telah menempati posisi sarang baru, lebah akan mulai menyesuaikan diri pada
posisi sarang. Karena itu, disarankan untuk menempatkan sarang di tempat yang
berdekatan dengan posisi menangkap lebah. Sarang dapat dipindahkan ke tempat
yang diinginkan atau ke posisi yang jauh setelah beberapa minggu.
3. Membeli ratu atau koloni lengkap dengan
stup/glodog
Penyediaan
bibit bisa juga dilakukan dengan cara pemilihan bibit unggul yang sudah
dikomersilkan. Bibit lebah unggul yang di Indonesia ada dua jenis yaitu A.
cerana (lokal) dan A. mellifera (impor). Ratu lebah merupakan inti dari pembentukan
koloni lebah, oleh karena itu pemilihan jenis unggul ini bertujuan agar dalam
satu koloni lebah dapat produksi maksimal.
F. Penempatan Stup Budidaya
Tindakan
selanjutnya setelah penentuan lokasi adalah penempatan stup/kotak-kotak
pemeliharaan pada lokasi pemeliharaan. Stup sebaiknya diletakkan pada
tempat-tempat terbuka, menghadap ke timur, menghadap matahari dan membelakangi
jalan pemeriksaan. Stup diletakkan di atas bangku standar dengan ketinggian ±
50 cm dari tanah. Jika lokasi berbukit, stup letaknya harus lebih rendah dari
sumber makanan. Tiang penyangga (bangku standar) stup diberi minyak pelumas,
air atau obat semut agar tidak diganggu serangga. Stup/koloni sebaiknya
terlindung dari terik matahari dan air hujan. Kotak stup dapat disusun berderet
dengan jarak 1 s/d 1,5 meter.
G. Pemeriksaan Koloni
Pemeriksaaan
koloni bertujuan untuk memeriksa kondisi dan perkembangan koloni lebah itu
sendiri. Waktu terbaik untuk memeriksa koloni adalah ketika hari terang atau
cerah, ketika lebah bekerja secara normal yaitu pada pagi hari (jam 06.00 s/d
10.00) atau sore hari (jam 16.00 s/d 18.00) yakni saat lebah dewasa banyak
keluar sarang. Lebah tidak boleh terganggu karena cuaca dingin, hujan, angin
kencang atau di malam hari.
Tahapan
pemeriksaan adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan
Stup (kotak koloni).
·
Pemeriksaan stup
dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Jangan sekali-kali memeriksa stup pada
siang hari (panas) karena lebah sangat agresif.
·
Membuka stup, harus
dari arah belakang, samping kiri atau kanan. Pembukan dari depan pintu masuk
dapat menghalangi lebah pekerja yang akan masuk membawa makanan. Bila mereka
terhalang, mereka akan marah dan menyengat.
·
Untuk menenangkan lebah
pada saat pemeriksaan, hembuskan asap rokok atau asap sabut kelapa dengan alat
smoker ke dalam stup secara pelanpelan 1-3 kali. Hindari meniupkan asap yang
berlebihan, hal ini akan membuat lebah menjadi agresif.
·
Setelah lebah-lebah
dalam keadaan tenang, periksa koloni dengan perasaan mantap, sabar dan tenang.
Satu demi satu frame diperiksa, dimulai dari frame nomor dua dari kiri pegang
kedua ujung frame angkat pelan-pelan ke atas, amati dengan teliti, bagian sarang,
madu, dan larva. Setelah diperiksa, frame ditempatkan di tempat lain.
Selanjutnya ambil frame nomor satu kemudian 3 dan seterusnya, hal ini dilakukan
untuk menghindari agar ratu tidak terganggu atau terhimpit.
·
Pemeriksaan cukup
dilakukan setiap seminggu sekali.
2. Kontrol
koloni
Pemeriksaan
koloni bertujuan untuk mengamati kebersihan stup, gangguan hama penyakit, isi
sarang, keadaan ratu, perbandingan lebah pekerja dengan lebah jantan, dan
tujuan pengurusan lainnya. Tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:
·
Periksa frame-frame
yang tersedia, bila dijumpai frame yang sudah penuh maka perlu ditambahkan
frame baru di tengah-tengah
·
frame terpasang. Tetapi
bila koloni lemah sebaiknya penambahan frame di tepi bingkai/frame terpasang.
·
Bila terdapat sarang yang
bagian tengahnya berwarna hitam, ini merupakan tanda bahwa sarang itu terkena
penyakit. Langkah yang diambil adalah sarang ini dibakar, dibuang.
·
Bila dalam satu koloni
perbandingan antara lebah pejantan dan pekerja lebih banyak lebah pejantannya,
maka tindakan yang harus dilakukan membunuh lebah pejantan (membuang
telurtelurnya). Kebutuhan lebah jantan berkisar 200- 300 ekor saja dalam satu
koloni.
·
Keadaan ratu perlu
diamati, apakah masih aktif melaksanakan tugasnya (bertelur), atau sudah ada
ratu baru (pengganti). Proses penggantian ini berjalan
0 Comments:
Posting Komentar