Madinah waktu subuh.. Saya dan mas Munawar keluar dari hotel berdua
menuju masjid Nabawi. Sampai persis di depan Hotel
sebuah taksi pas juga berhenti di depan kami. Sesosok tinggi besar keluar dari
taksi langsung menyapa mas Munawar dalam bahasa arab yang saya tidak mengerti,
saya hanya menjawab salamnya lalu ikut menyalaminya.
"Mas Saptu, saya antar beliau dulu ke kamar hotel ya, nanti
ketemu di Nabawi..", kata Mas Munawar.
Usai sholat subuh kami bertemu di halaman masjid Nabi yang penuh
manusia itu.
Mas Munawar melanjutkan, "Tadi itu Sheikh Sholeh Al Rajhi
mas, salah satu kerabat Sulaiman Al Rajhi, pemilik bank tanpa riba terbesar di
Saudi. Beliau ada kerjasama dengan kami untuk bisnis umroh. Nah nanti siang
kita diajak beliau bertemu dengan Shaikh Abdurahman Al Sudais, imam besar
Masjidil Haram.. kebetulan Shaikh Sudais sedang ada tugas di Madinah... "
Saya langsung bengong....
***
Teringat 1 Juni 2016 lalu ketika saya mengisi satu sesi seminar "Pengusaha
Tanpa Riba" di Jakarta, saya bertanya kepada para peserta seminar siapakah
yang tidak punya utang di bank? Hanya 1 orang yang angkat tangan! Wow! Saya
inget orangnya, yang ketika sesi istirahat mengenalkan diri dan memberi sebuah
buku pada saya..
"Saya Rendy ReZha Mas, ini buku karya
saya PPA (Pola Pertolongan Allah), kami punya training untuk orang-orang yang
ingin merubah hidupnya, alumni kami sudah 9000 orang lebih di Indonesia.."
Itulah awal perkenalan saya dengan komunitas PPA ini, Rendy di
usianya yang masih muda, 26 tahun menjadi inspirasi ribuan orang menemukan
ujung pangkal masalah mereka dan bisa menghadirkan banyak solusi keajaiban
penyelesaiannya..
"Just Focus On Allah.." hanya itu mas ilmunya, ketika
Allah ridho maka masalah apapun akan beres!
Sejak itu buku "Pola Pertolongan Allah" ikut masuk
daftar yang dijual di Jogist bookstore milik saya, laris dan diburu banyak
orang karena tidak dijual di toko buku konvensional.
Bulan Oktober tahun lalu Rendy mengajak saya untuk bikin program
umroh bareng Saptuari dan Rendy, Alhamdulillah ada 175 jamaah yang berangkat
bulan April ini, selama umroh inilah saya mengenal mas Munawar dengan banyak
cerita ajaibnya..
Ketika berangkat di bandara Soekarno Hatta, Rendy mengenalkan
saya dengan mas Munawar..
"Beliau otak dibalik PPA Tour and Training mas, untuk perjalanan umroh dan fasilitasnya beliau ini jaringannya di Saudi banyak sekali.."
"Beliau otak dibalik PPA Tour and Training mas, untuk perjalanan umroh dan fasilitasnya beliau ini jaringannya di Saudi banyak sekali.."
Ketika mau masuk pesawat mas Munawar berkata. "Mas maaf
saya di depan ya, gak tau nih tadi dapat bonusan dari Emirates, saya dikasih
kursi di kelas bisnis. Padahal kalo upgrade bayar 40 juta/seat, ini gratis aja
dikasih.."
Rejeki nomplok itu namanya, atau keberuntungan yang bisa
diundang?
Di Madinah kami satu kamar, obrolan kami ngalor ngidul, dan saya
menjadi pendengar yang baik untuk kisah hidupnya. Ternyata dia selama ini jadi
silent reader di group facebook ini. Jadi saya lebih mudah membongkar jeroan
ceritanya..
Saya inget ketika Rendy cerita bulan September 2015 sedang
mengadakan training PPA di Pekalongan, ada orang yang menunggu acara dengan
gontai di lobby hotel. Wajahnya suram dan penuh masalah.. ternyata dia itu
orangnya!
Bagaimana ceritanya dia bisa merubah total hidupnya dalam 1,5
tahun ini??
"Saya terjebak utang riba 3 milyar mas, usaha batubara saya
rugi besar, bangkrut meninggalkan banyak utang. Waktu itu saya belum tau
hukumnya main terjang aja, yang haram pun saya sikat. Buyer saya di Singapura,
kalo pas ketemu disana saya harus melayani dan menjamunya. Dari urusan makan
sampai hiburan, dalam hati saya menolak maksiat ini, tapi bagaimana lagi.. ini
seperti lingkaran yang ada di bisnis ini. Dan bener ketika ALLAH tidak ridho
maka ALLAH jungkalkan bisnis saya. Pusing minta ampun.. produksi berhenti, dan
saya tidak bisa membayar utang usaha itu.." Cerita mas Munawar berlanjut
di kamar
Terus?
"Setelah ikut training PPA saya baru sadar banyak sekali
kesalahan saya dalam bisnis yang saya langgar. Pantas jika ALLAH habiskan
semua. Sejak itu saya taubat minta ampun pada ALLAH dan berusaha keras
membersihkan semua harta saya dari yang haram. Beraaaat, tapi saya harus
lakukan, saya tidak mau masih ada harta haram yang nempel di badan saya,
akhirnya saya rembukan dengan istri dan kami sepakat mengembalikan semua harta
yang kami dapatkan dengan riba.. rugi gakpapa yang penting segera diri kami
bersih di mata ALLAH. Rumah KPR kami kembalikan ke developer, dua mobil yang
kami punyai pun kami kembalikan ke leasing, semua kartu kredit saya tutup tanpa
ampun, saya harus bergerak cepat untuk melunasi utang saya lainnya. Sampai ada
tawaran untuk kerjasama bisnis di Saudi, dengan uang yang tersisa saya niatkan
waktu itu berangkat kesini.."
Mas Munawar menyelesaikan S1 dan S2 nya di Yordania, pantes bahasa
arabnya Cas cis cusss faseh! Jadi modal untuknya membuka jaringan di tanah
Arabia..
Langsung mulus? Tidaaak...
"Saya mencari tiket pesawat murah menuju Saudi, transit di
Colombo Srilangka. Malam hari menginap di hotel dekat bandara, uang modal usaha
saya simpan di tas yang saya letakkan di samping tempat tidur. Pagi harinya
saya kaget uang itu sudah raib dari tas, lemes sudah.. di negeri orang baru
setengah perjalanan, uangpun hilang. Saya berusaha membaca pesan cinta dari
ALLAH, kenapa ini terjadi. Baru saya sadar, kalo uang itu memang saya dapatkan
dari jalan yang tidak sepenuhnya halal, jadi ALLAH seperti tidak mengijinkan
uang itu masuk ke tanah suci, saya bisa lanjut terbang lagi dari Colombo ke
Saudi hanya dengan modal yakin dan iman!"
Mmm... makin seru
"Sampai Saudi saya ke Mekah, sempatkan untuk umroh sambil
menahan lapar. Ketika saya duduk di halaman luar Masjidil Haram ada penjual
swawarma yang harum baunya, lapar makin terasa padahal uang gak punya. Dalam
kondisi seperti itu apa yang bisa saya andalkan selain ALLAH? Saya langsung
minta begini... ya ALLAH Engkau tau pasti tau kalau hambamu ini lapar ya ALLAH,
berilah hambamu ini makanan ya ALLAH.. Dan masya ALLAH mas, ketika saya
beranjak berjalan beberapa langkah kaki saya menyandung tas kresek, saya
buka... derrrr!! isinya swawarma yang masih anget gak tau dari mana datangnya..
sambil nangis-nangis saya makan dengan lahapnya.."
Masya ALLAH...
"Kisah berlanjut, saya bertemu orang Indonesia yang
mengerti kesulitan saya saat itu, saya diajak ke Sekolah Republik Indonesia
Mekah, dengan modal S2 saya ditawari untuk menjadi guru disana, dari SD hingga
SMP. Tanpa banyak pertimbangan saya langsung menerima. Alhamdulillah tiap bulan
saya dapat gaji dan saya bertemu dengan jaringan yang luas di Arab Saudi.
Pintu-pintu kemudahan seperti ALLAH bukakan lewat jalan ini, sampai akhirnya
saya mengundurkan diri dan ingin fokus di bisnis trading dan ekspor dari
Indonesia. Saya namakan PT. BEJO (BEyond Java Overseas), biar rejekinya juga
bejo (beruntung) terus.."
Hehe.. boleh boleh boleh! Silahkan dibaca dengan intonasi Upin
Ipin..
"Dan ALLAH kalau sudah menghadirkan rejeki itu banyak dari
jalan yang tidak terduga! Pas pulang ke Indonesia di pesawat ada seorang ibu
yang pulang umroh tidak mau duduk di kursinya karena takut sebelahan dengan
orang yang posturnya tinggi besar. Saya menawarkan untuk bertukar kursi,
sepanjang jalan saya ngobrol dengan orang itu, ternyata dia dari Maroko dan mau
ke Indonesia mencari suplyer kertas, saya inget punya kawan yang punya pabrik
kertas, langsung saya tawarkan untuk membeli kesana, saya jadi makelarnya.
Sampai di Indonesia dia melihat barangnya dan dia setuju, gak tanggung-tanggung
dia pesan 7 kontainer. Satu kontainer saya untung 30 juta, total saya dapat 210
juta mas dari ekspor kertas itu. Masya ALLAH.. perlahan saya bisa melunasi
utang-utang saya, dan dari trading lainnya pun pesanan terus berdatangan..
Alhamdulillah"
Allahuakbar..
Terus pertemuan dengan Syaikh Sholeh Al Raji itu bagaimana?
Terus pertemuan dengan Syaikh Sholeh Al Raji itu bagaimana?
"Beliau orang yang sangat sederhana, padahal dari keluarga
kaya raya, seperti Sulaiman Al Rajhi yang mewakafkan sebagian besar hartanya.
Kemarin pas kita ketemu kan dia naik taksi dari Mekah, gak pakai mobil pribadi.
Nah pas negosiasi dulu saya sering ke kantornya, saya lihat ini kantor terlalu
sederhana, handle pintunya rusak gak diperbaiki, temboknya pada nglotok catnya.
Sampai satu ketika beliau sedang keluar kota, diam-diam saya manggil tukang dan
saya minta perbaiki semuanya saya yang bayar. Ketika. Saikh Soleh datang hari
berikutnya saya kaget ditelpon dengan suara keras diminta datang ke kantornya..
saya dah mikir bakal dimarahi nih karena lancang mengotak-atik kantornya.
Sampai disana saya malah kaget tiba-tiba beliau memeluk dan bilang, ini bukan
kantor saya, ini kantor kita! Dan sejak saat itu hubungan kami sangat dekat,
dan deal dengan Al Rajhi invest 10.000 seat tiket pesawat untuk jamaah PPA Tour
& Training. Sehingga seat tahun depan sudah ada ditangan dengan harga yang
jauh lebih murah, PPA bisa menjual paket umroh yang lebih murah dibanding
lainnya.. "
Masya ALLAH... gitu ya jalan mendekatkan hubungan bisnis, kadang
dengan cara yang sederhana tapi kena di hati.
"Besok dari Mekah saya ke Jeddah dulu satu hari mas, MOU
dengan klien lain yang juga ALLAH hadirkan. Dengan Al Rajhi juga MOU
pembangunan lounge khusus jamaah umroh di bandara Soekarno Hatta, dan juga
investasi untuk proyek rumah tanpa riba di Indonesia.." lanjut mas Munawar
Saya geleng-geleng kepala, takjub dengan skenario ALLAH.
Ternyata janji ALLAH itu benar bagi orang-orang yang percaya. Ayat ini tak
terbantahkan!
"Barangsiapa berhijrah di jalan ALLAH, niscaya mereka
mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang
banyak.." [QS An Nisa:100]
***
Bertemu Syaikh Abdurahman Sudais... Kami berlima mengikuti langkah kaki Syaikh Sholeh menuju depan pintu 26 masjid Nabawi, disana sudah ada mobil listrik yang menjemput kami dengan petugas yang tegap badannya seperti tentara.
Bertemu Syaikh Abdurahman Sudais... Kami berlima mengikuti langkah kaki Syaikh Sholeh menuju depan pintu 26 masjid Nabawi, disana sudah ada mobil listrik yang menjemput kami dengan petugas yang tegap badannya seperti tentara.
Kami naik mobil listrik itu melintasi halaman Masjid Nabawi dari
selatan ke utara, dilihat ribuan mata yang mungkin berpikir siapa orang-orang
berkulit coklat yang dijemput seperti tamu negara. Kami dibawa ke gedung di
utara persis Masjid Nabawi, lantai satu sudah ada beberapa penjaga di depannya,
naik lantai 5 langsung bertemu penjaga dengan pakaian tentara. Ketat sekali..
Kami diminta menunggu di ruangan khusus, lalu ada protokoler
masih muda-muda dengan pakaian arab yang menjelaskan tentang waktu pertemuan
dengan Syaikh Sudais..
Lima menit kemudian kami diminta masuk ke ruangan yang lebih
besar, dan langsung disambut dengan senyuman Shaikh Abdurahman Al Sudais.. "Ahlan
Wa Sahlan" kata beliau dengan suara lembutnya..
Inilah imam besar Masjidil Haram.. Pimpinan para imam di dua
masjid suci, Masjid Nabawi dan Masjidil Haram.. Hafal Al Quran di usia 12
tahun, dan sudah menjadi imam di Masjidil Haram di usia 24 tahun hingga saat
ini beliau berusia 57 tahun.. Dulu waktu kecil bandel, sampai ibunya jengkel
dan keluar doa "semoga engkau jadi imam Al Haram!" Alhamdulillah doa
positif yang keluar dari mulut ibunya dan jadi kenyataan!
Wajahnya bersiiih dan bercahaya... selama ini saya hanya melihat
di internet dan mendengar suaranya di aplikasi Quran di HP saja. Gemetar juga
bisa menjabat tangannya dan mencium pipi beliau..
Selama 15 menit pertemuan itu Shaikh Sudais mengatakan sangat
senang dengan jamaah Indonesia yang baik dan santun, serta mudah diatur. Beliau
juga berkeinginan untuk datang lagi ke Indonesia secepatnya.
Ketika beliau mempersilahkan kami bertanya, Rendy di samping
saya bertanya dengan air mata bercucuran, mas Munawar yang mengartikan dalam
bahasa Arab.
"Hanya satu pertanyaan Shaikh, bagaimana caranya agar kami
bisa bertemu ALLAH dan rasulnya.." kata Rendy.
Jawab Syaikh Sudais, "Masya ALLAH, pelajarilah Islam dengan
benar, belajarlah.. ikuti semua perintah ALLAH dan jauhi semua laranganNya,
jika itu kita lakukan kelak kita akan dipertemukan dengan ALLAH dan
Rasulnya.."
Singkat tapi makjleb mengena!
Pertemuan itu diakhiri dengan pemberian kenangan dari Shaikh
Sudais, dan foto bersama. Melintasi Masjid Nabawi siang itu kami seperti dijamu
oleh ALLAH dengan luarrrr biasa. Hanya ALLAH yang bisa mengatur pertemuan itu,
dan kami yang beruntung mendapatkan kesempatan yang langka dari ratusan ribu
jamaah di luar sana.
Sepanjang perjalanan Madinah-Mekah 430 kilometer saya banyak
merenung. Betapa banyak kisah-kisah orang yang berhijrah dengan ribuan
keajaiban yang ALLAH berikan.
Orang-orang itu seperti ALLAH hadirkan di depan saya, dan saya
seperti mendapatkan tugas untuk terus bercerita dengan tulisan agar
inspirasinya menyebar ke seluruh dunia..
Semoga ini jadi pahala kita bersama, menjadi saksi syiar
perjalanan hijrah orang-orang hebat yang takhluk pada Tuhannya...
0 Comments:
Posting Komentar