Blog ini berisi tulisan orang lain. Sengaja saya kumpulkan disini agar bisa dibaca lagi di lain waktu, oleh saya dan oleh kita semua.
WHAT'S NEW?
Loading...

Zaskia Gotik di Reuni Kagama

Oleh : Syaefudin Simon

Zaskia Gotik ternyata lebih cantik dari yang kulihat di layar kaca. Dari jarak 10 meter sambil lesehan di Gedung Ecovention, Pantai Ancol, Jakarta Ahad (27/8) lalu, Gotik dengan kulitnya yang putih menyala, dada yang tampak nyaris separuh, dan baju atasan yang semi transparan, membuat alumni UGM terpesona. Suit-suit ‘ala Bulaksumur’ pun menggema. Apalagi ketika tubuhnya yang seksi meliuk-liuk bagaikan tari ular – suasana bertambah wow!
“Pah, Gotik kok lebih cantik dari yang terlihat di tivi. Lebih langsing 10 kilo gram ya..,” kata Istriku yang rajin puasa untuk menurunkan berat badan 10 kg (tapi tak pernah berhasil itu). Istriku, orang Tasikmalaya, yang rajin dandan dan bersolek jelas kagum dengan kecantikan Gotik. Apalagi suaminya. Wakakaka…
Tapi kenapa panita reuni mengundang Gotik? Tak cukupkah dengan Dewi Yul dan Sheila On 7? Bukankah Gotik pernah bikin pernyataan blunder – bahwa lambang sila kelima adalah bebek nungging? Publik sempat marah. Tapi kemudian Gotik minta maaf. Tak lama kemudian, si bebek nungging pun jadi Duta Pancasila. Luar biasa ‘kan nasib Gotik?

Bagiku, kehadiran Gotik di acara Reuni Kagama Jakarta bukan sebuah kebetulan. Ia datang tak hanya karena diundang panitia reuni semata. Di balik itu, kehadiran Gotik lebih merupakan hukum alam. Sambutan meriah konco-konco alumni UGM pun menunjukkan Gotik adalah sebuah sosok yang pernah bersentuhan dengan UGM. Bahkan mungkin, dulu pernah jadi sosok penting di UGM. Kapan? Baca cerita ini sampai tuntas dulu!
Selama sepekan, sebelum aku hadir di reuni UGM dengan hiburan Gotik, aku menemani seorang teman – Andy, panggilan akrabnya – seorang ahli digital life, alumnus Kedokteran Unair dan beberapa perguruan tinggi di Amerika dan Eropa. Ia mendalami digital life sampai hal-hal paling aneh yang sulit dipercaya awam: kehidupan ruh.
Andy bercerita, pernah melakukan pembedahan kodok di sebuah laboratorium. Sebelum dibedah, ia ambil ruhnya dan ditaruh dalam botol. Setelah kodok dibelah, diteliti beberapa organ dalamnya, lalu ia ambil lagi ruhnya dan dimasukkan kembali ke kodok. Kodok pun hidup lagi, meski “mayatnya” sudah dikeringkan selama satu jam sebelumnya.
Aku sempat tercengang. Mungkinkah? Sulit dipercaya. Tapi hati kecilku segera luluh. Mosok sih orang yang hafal Quran macam Andy berbohong? Berbohong, bagi seorang yang hapal Quran dan mempelajari kehidupan ruh adalah pantangan besar – sama pantangnya dengan membenci orang atau membentak orang dengan kata-kata kasar dan menghina.
Jangan pernah menghina orang. Jangan pernah mencaci orang. Karena kata-katamu pasti akan kembali kepada dirimu. Kata-kata buruk tersebut akan menjadi “suatu zat” yang niscaya kembali kepadamu, kata Andy memberitahu rahasia kehidupan kepadaku.
Aku jadi ingat seorang tetangga, dulu, yang gemar sekali menghina anak orang lain dengan ejekan pelacur. Ternyata, anaknya sendiri yang kemudian benar-benar jadi pelacur. Orang Jawa bilang, kejadian itu merupakan tulah dari kata-katanya.
“Simon,” tutur Andy usai memberi kuliah “Past Life” di sebuah akademi di Jakarta -- “manusia itu terdiri atas tiga entitas yang berdiri sendiri.” Meski ketiganya saling berintraksi, lanjut Andy, tapi masing-masing unik dan punya sistem kehidupan yang distinktif.
Pertama entitas fisik biologis. Itulah tubuh manusia. Makannya karbohidrat, protein, vitamin, dan seterusnya. Kedua, entitas akal pikiran, termasuk perasaan. Itulah pikiran manusia. Makanannya ilmu pengetahuan, petuah baik dan buruk. Ketiga, entitas ruh atau spiritual. Makanannya cinta dan kasih sayang. Di antara ketiganya, ruhlah yang paling dinamis. Dan abadi.
Jika salah satu entitas itu terganggu, maka kehidupan tidak seimbang. Ruh itu butuh kebebasan dan mengembangkan rasa cinta serta kasih sayang. Tanpa itu, ia akan “lari” meninggalkan manusia. Karena itu, manusia yang hidupnya nircinta dan hampa kasih sayang, akan mudah meninggal. Itu karena ruh tidak betah terhadap “badan manusia” yang berkarakter seperti itu.
Aku melongo. Terkejut karena mendapat ilmu anyar dan asing.
Andy pun melanjutkan, orang-orang pendendam, niscaya mudah terserang kanker. Pemarah dan pencemas mudah terkena jantung dan stroke.
Lantas, apa yang membahagiakan ruh? Cinta. Kasih sayang. Ikhlas dan ketulusan. Jika kita bersikap ikhlas, tulus, penuh cinta kepada siapa pun dan apa pun, ruh akan senang tinggal di tubuh kita. Kita akan panjang umur. Ikhlas dan cinta adalah obat paling mujarab untuk menangkal semua penyakit tubuh.
Jadi manusia ini hakikatnya apa Mas Andy – tanyaku! Manusia itu makhluk spiritual. Manusia itu bukan makhluk daging, bukan makhluk biologis yang rapuh – jawab pria kelahiran Jember itu.
Selama ini orang menganggap roh ada dalam tubuh manusia. Yang benar, kata Andy, ruh itu menyelimuti tubuh manusia, luar dalam. Jika anda pernah melihat anak bermain balon besar di taman wisata – ia masuk di dalamnya, lalu balon itu bergulir dan si anak ikut menggelinding -- itulah gambaran manusia dengan ruhnya. Karena ruh itu merupakan gelombang, maka ia mudah berinteraksi dengan manusia dan alam sekitarnya.
Bila orang di sekitar anda satu gelombang dengan ruh anda, maka anda merasa nyaman – kata Andy. Bila tidak satu gelombang, anda merasa terganggu. Kenyamanan karena kesamaan gelombang ruh ini berbeda dengan kenyamanan karena satu visi dan kesamaan pandangan politik. Kenyamanan karena satu gelombang ruh ini bersifat spiritual dan indah. Adem di hati. Ada rasa nyes di seluruh tubuh.
Menurut Andy, ruh adalah sebuah entitas abadi. Ia tak pernah mati. Sama seperti energi yang dipancarkan pikiran manusia. Karena itu, nasehat Andy, jangan pernah menyia-nyiakan energi abadi pikiran anda dengan memikirkan atau membayangkan hal-hal yang tidak berguna dan buruk. Hal-hal yang negatif. Dampaknya akan berimbas negatif terhadap anda sendiri.
Kita ingat postulat Einstein bahwa energi, masa, dan gelombang hakikatnya adalah satu kesatuan yang ketiganya bisa ditransformasikan satu sama lain. Bom atom adalah contoh paling otentik yang menggambarkan transformasi masa (Uranium) menjadi energi. Ketika bom atom meledak, gelombang panas berhamburan menghanguskan apa pun yang ditemuinya.
Bom atom yang meledak di Hiroshima, misalnya, membunuh 70.000 orang dalam sekejap. Ratusan ribu lainnya luka terbakar dan organ tubuhnya rusak karena gelombang radiasi yang dipancarkan bom atom itu. Miyuki, mahasiswi Hiroshima yang menamaniku waktu aku berkunjung ke Hirsohima tahun 1992, menangis terguguk ketika menceritakan kakek nenek dan saudara-saudaranya yang tewas karena bom atom.
“Aku harap tak akan ada lagi bom atom meledak di muka bumi, Simon San,” kata Miyuki sambil menangis di hadapanku di sudut museum bom atom Hiroshima. Miyuki yang seharian berwajah ceria dan menyanyi lagu-lagu Jepang di sampingku di dalam sedan Audi merah yang dikemudikannya, kelihatan sedih sekali ketika menceritakan dampak bom atom itu. Aku pun iba. Kueelus rambutnya untuk menenangkan Miyuki. Sampai akhirnya ia tenang kembali. Setelah itu ia tersenyum manis. Senyuman yang tak pernah kulupakan sampai hari ini.
Filsuf Rene Descartes pernah menyatakan, aku berpikir karena itu aku ada. Andy menceritakan bahwa anaknya tidak pernah takut hantu karena ia mengajarkan bahwa hantu itu tidak ada. Dan si anak tak pernah bertemu hantu walaupun pergi tengah malam di desa yang sepi dan sungil. Hantu, ungkap Andy, adalah entitas yang muncul karena pikiran budaya manusia. Persis seperti dikatakan Descartes. Karena orang berpikir ada hantu, maka hantu pun ada.
Simon – ungkapnya – aku pernah “mendigitalisasi” tiga manusia berbeda bangsa. Yaitu orang Jepang, orang Amerika, dan orang Indonesia agar mereka memperagakan hantu. Ternyata hasilnya berbeda-beda. Orang Cina memperagakan hantu yang berjalan meloncat-loncat dengan tangan menjulur ke depan; orang Barat memperagakan drakula dan orang Indonesia memperagakan kuntilanak.
Kok hantunya beda? Ya, karena dalam pikiran budaya mereka hantu seperti itu. Sesuai dengan arketip yang ada dalam otak mereka. Ini sama dengan gambaran setan dalam budaya Arab.
Jadi setan tak ada? Andy pun tersenyum. “Sudahlah, kita lanjutkan bicara digital life!”.
Aku pun ngeyel. Kalau setan tak ada, apa Tuhan ada? Andy tersenyum lagi.
“Nanti, pada saatnya aku menjelaskan tentang apa itu Tuhan, sorga, dan neraka. Tapi dalam koridor digital life!” kata Andy yang menganggap bahwa reinkarnasi itu hukum alam.
Andy mengaku pernah mengobati pasen-pasen berpenyakit aneh dan tak sembuh-sembuh meski sudah berobat keliling dunia. Ia baru bisa disembuhkan penyakitnya setelah dilihat kehidupan masa lalunya secara digital.
Simon – cerita Andy – aku pernah kedatangan pasen berusia 70 tahun yang tak bisa berjalan selama 50 tahun. Ia sudah berobat ke mana-mana, ke seluruh dunia. Tapi tak bisa disembuhkan. Akhirnya, aku lihat past life pasen itu secara digital. Dan ternyata, penyakitnya itu akibat ia terjatuh di depan rumahnya pada abad satu masehi. Kakinya terkilir, ada pembuluh darahnya yang rusak. Lalu aku bereskan pembuluh darah itu. Dan ia sembuh sampai sekarang.
Lalu, Andy pun bercerita tentang ruh-ruh yang bereinkarnasi ke bumi setelah “tinggal di alam uluhiyah” untuk menyelesaikan “hutang-hutang”nya. Hutang-hutang itu berupa – apa yang kita sebut dosa – seperti membunuh, mencuri, korupsi, tidak berbakti kepada orang tua, dan lain-lain. So, reinkarnasi itu ada. Itu hukum alam!
Lalu, apa hubungannya dengan Gotik? Gotik menghibur alumni UGM di Ancol bukan kebetulan. Panitia mengundang Gotik juga bukan kebetulan. Sambutan yang dahsyat dari “Kagamars” itu pun bukan kebetulan. Semua terjadi karena “panggilan” ruh.
Ini artinya, ruh Gotik dulu pernah hidup di UGM. Bisa jadi, dulu Gotik adalah seorang mahasiswa cerdas atau dosen brilian yang pintar menyanyi di UGM. Gotik memang hanya pernah sekolah sampai SMP. Itu pun tidak selesai. Tapi kecerdasannya terlihat saat ia bercanda di depan panggung dan mengolah suaranya saat menyanyi di depan alumni UGM di Ancol.
Walhasil, Gotik adalah gadis yang pinter. Mungkin, tubuhnya “ketempatan ruh” seseorang – entah mahasiswa, dosen, atau karyawan” UGM yang cerdas dan pinter nyanyi. Istilah klasiknya, Gotik adalah reinkarnasi “seseorang” dari UGM.
Siapakah orang UGM itu? Yang jelas pasti bukan Bang Jono! Karena Bang Jono tak pulang-pulang seperti Bang Toyib dan Bang Riziq. Senandung Gotik:
Eee.. Bang Jono kenapa kau tak pulang-pulang
Pamitnya pergi cari uang tapi kini malah menghilang
Eee.. Bang Jono ternyata cuma keluyuran
Sana sini cari hiburan lupa rumah lupa kerjaan
Ah Gotik. Kau tetap cantik. Mirip Bu Wikan dosen matematikku di MIPA UGM.

0 Comments:

Posting Komentar