Blog ini berisi tulisan orang lain. Sengaja saya kumpulkan disini agar bisa dibaca lagi di lain waktu, oleh saya dan oleh kita semua.
WHAT'S NEW?
Loading...

MANAJEMEN FINANSIAL KELUARGA : RAHASIA KELUARGA SEJAHTERA

Oleh : Setia Furqon Kholid

 

"Kang, investasi apa yang tepat?"

"Gimana biar ga tertipu investasi bodong?"

"Kang, kalau saya, jangankan investasi, tabungan aja ga ada!"

"Saya lebih parah kang, justru sekarang ada di posisi bertahan hidup, soalnya baru di PHK beberapa bulan yang lalu."

 

Apapun kondisi temen-temen. InsyaAllah penjelasan ini bermanfaat untuk mengubah mindset kita tentang keuangan.

 

Apa pentingnya sih kang pemahaman finansial yang benar dalam kehidupan berrumah tangga?

 

Sangat penting. Kalau ga percaya, berikut fenomena yang sering terjadi loh setelah menikah, bahkan ga sedikit yang berujung perceraian:

 

Suami kurang bisa menafkahi, akhirnya istri kerja dan membantu finansial keluarga. Semakin lama, suami semakin nyaman di rumah, istri semakin asyik bekerja. Posisi jadi berubah, istri tukang punggung keluarga, suami dialas oleh istri.

Besar pasak daripada tiang, penghasilan kurang, pengeluaran banyak. Akhirnya pinjam sana-sini. Dari pinjam ke tetangga, saudara, teman, bank bahkan rentenir.

Lifestyle yang berlebihan. Kredit mobil, KPR rumah, cicilan perlengkapan rumah tanga, dll. Akhirnya tiap bulan gaji malah minus.

Salah investasi. Karena ingin untung ladang enteng akhirnya tergiur investasi bodong. Akhirnya tabungan bertahun-tahun habis seketika, bahkan ada yang investasi dari pinjaman.

Kenapa? Sekali lagi karena kekurangpahaman finansial yang benar.

 

Oke, jadi mulai dari mana untuk paham finansial? Biar simple saya sederhanakan dengan 4 faktor. Faktor tambah, faktor kurang, faktor kali, faktor bagi. Mari kita jelaskan satu per satu.

 

1. Faktor tambah

Faktor tambah ini tentang kegiatan apapun yang menghasilkan uang/cash. Seperti gaji sebagai karyawan, royalti dari karya, deviden dari usaaha, fee dari proyek, bagi hasil inves, dll.

 

Fokusnya, bagaimana caranya agar bisa menghasilkan banyak sumber penghasilan. Misalnya disamping Anda bekerja (mendapatkan upah/gaji), juga mencari tambahan penghasilan dengan menjadi freelance designer saat weekend. Atau misalnya punya usaha sampingan.

 

Apalagi saat ekonomi sedang tidak stabil seperti ini, fokusnya bagaimana mencetak cash sebanyak mungkin dengan cara yang halal. Putar otak kreativitas juga keberanian untuk mengambil peluang. Buka semua potensi keran rizki, jangan hanya berdiam diri.

 

Alhamdulillah. A Fatih sama Ka Haikal kemarin sudah beli dua domba, uangnya dari hasil sunatan 2 tahun lalu yang dibelikan emas LM. Kemarin dijual ke saya, dan dibelikan sepasang domba. Harapannya, nanti makin banyak anaknya. Jadi ada passive income yang didapatkan.

 

2. Faktor kurang

Faktor kurang berbicara tentang semua hal yang menjadi kewajiban dan harus dikeluarkan tiap bulannya, seperti:

Tabungan rutin

Kebutuhan pokok (dapur)

listrik, air dan gas

Sewa kontrakkan/ cicilan

Biaya pendidikan (diri atau anak)

Kuota

Transportasi, dll

 

Kenapa saya tulis tabungan di awal, karena kalau nabung di prioritaskan terakhir, percaya deh ga akan ada budget nabung. 😂 Pastikan aja faktor tambah harus lebih banyak dari faktor kurang. Soalnya.. Kebanyakan sebaliknya. Gaji lima belas koma, maksudnya setiap tanggal 15 koma, terus klepek-klepek 😁

 

Saran saya, tekan pengeluaran sebisa mungkin. Hiduplah sesederhana mungkin. Jangan diperbudak keinginan. Beli hanya yang dibutuhkan.

 

Nah, kebanyakan orang biasanya cuman sampai dua faktor di atas. Tapi kalau mau jadi keluarga sejahtera coba dua faktor di bawah ini:

 

3. Faktor kali

Maksudnya apa? Bagaimana kita melevarage (memperluas) kemanfaatan kita. Sehingga hasil yang didapatkan pun besar. Naik kelas:

Operator ke manajer

Pedagang jadi pengusaha

Dari reseller jadi agen/distributor

Dari jual kiloan jadi ton-tonan

Dari jual offline jadi online

Dari hitung manual jadi digital

Dll.

 

Intinya bagaimana caranya agar bisa lebih simple, lebih praktis, lebih luas jangkauannya.

 

4. Faktor bagi

Nah, ini yang kadang dilupakan banyak orang. Apalagi saya pernah dengar, potensi zakat mal di Indonesia baru 2%. Nah, selagi pendapatan masih kecil yu biasakan berzakat. 2.5 % dari pendapatan. Kalau dari 1 juta cuman Rp. 25rb, tapi kalau dari 100 juta udah bisa 2.5 juta.

 

Jangan lupa juga sedekah. Siapa yang banyak sedekah, Allah akan lipatgandakan pahalanya, berkahi rizkinya, ampuni dosanya, dan jauhkan dari segala marabahaya.

 

 فَلَا ٱقۡتَحَمَ ٱلۡعَقَبَةَ ١١  وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا ٱلۡعَقَبَةُ ١٢ فَكُّ رَقَبَةٍ ١٣  أَوۡ إِطۡعَٰمٞ فِي يَوۡمٖ ذِي مَسۡغَبَةٖ ١٤

Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan.”_ (QS. Al-Balad: 11-14).

 

Kalau mau selamat zakat, kalau mau kaya sedekah. 😊 Jadi, kalau mau jadi keluarga sejahtera pahami dan amalkan 4 faktor diatas. Faktor tambah, faktor kurang, faktor kali, faktor bagi. Semoga bermanfaat 😊

 

 

0 Comments:

Posting Komentar