SEPULUH AKHLAQ MULIA
Oleh : KH Didin Hafidhuddin
Firman Allah Qs. Al-Ahqaf (46): 20,
وَيَوۡمَ يُعۡرَضُ ٱلَّذِينَ
كَفَرُواْ عَلَى ٱلنَّارِ أَذۡهَبۡتُمۡ طَيِّبَٰتِكُمۡ فِي حَيَاتِكُمُ ٱلدُّنۡيَا
وَٱسۡتَمۡتَعۡتُم بِهَا فَٱلۡيَوۡمَ تُجۡزَوۡنَ عَذَابَ ٱلۡهُونِ بِمَا كُنتُمۡ
تَسۡتَكۡبِرُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِ بِغَيۡرِ ٱلۡحَقِّ وَبِمَا كُنتُمۡ تَفۡسُقُونَ ٢٠
“Dan
(ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (seraya
dikatakan kepada mereka), “Kamu telah menghabiskan (rezeki) yang baik untuk
kehidupan duniamu dan kamu telah bersenang-senang (menikmati)nya; maka pada
hari ini kamu dibalas dengan azab yang menghinakan karena kamu sombong di bumi
tanpa mengindahkan kebenaran dan karena kamu berbuat durhaka (tidak taat kepada
Allah).”
Ayat ini menggambarkan suatu generasi yang
tidak mendapatkan akhlaq yang baik, yang senantiasa menghabiskan
masa hidupnya dengan bersenang-senang saja, dan melupakan untuk beribadah
kepada Allah. Allah SWT memberikan peringatan kepada siapa saja, terutama
mereka yang mendapatkan kenikmatan di dunia, tapi tidak membawa manfaat atau
berbekas sama sekali kepada orang lain dan kepada masyarakat banyak. Mereka yang telah diberikan amanah sebagai pemimpin, tapi tidak
membawa banyak kemaslahatan kepada ummah, dll.