Oleh : KH Didin Hafidhuddin
Firman Allah Qs. Al-Ahqaf (46): 20,
وَيَوۡمَ يُعۡرَضُ ٱلَّذِينَ
كَفَرُواْ عَلَى ٱلنَّارِ أَذۡهَبۡتُمۡ طَيِّبَٰتِكُمۡ فِي حَيَاتِكُمُ ٱلدُّنۡيَا
وَٱسۡتَمۡتَعۡتُم بِهَا فَٱلۡيَوۡمَ تُجۡزَوۡنَ عَذَابَ ٱلۡهُونِ بِمَا كُنتُمۡ
تَسۡتَكۡبِرُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِ بِغَيۡرِ ٱلۡحَقِّ وَبِمَا كُنتُمۡ تَفۡسُقُونَ ٢٠
“Dan
(ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (seraya
dikatakan kepada mereka), “Kamu telah menghabiskan (rezeki) yang baik untuk
kehidupan duniamu dan kamu telah bersenang-senang (menikmati)nya; maka pada
hari ini kamu dibalas dengan azab yang menghinakan karena kamu sombong di bumi
tanpa mengindahkan kebenaran dan karena kamu berbuat durhaka (tidak taat kepada
Allah).”
Ayat ini menggambarkan suatu generasi yang
tidak mendapatkan akhlaq yang baik, yang senantiasa menghabiskan
masa hidupnya dengan bersenang-senang saja, dan melupakan untuk beribadah
kepada Allah. Allah SWT memberikan peringatan kepada siapa saja, terutama
mereka yang mendapatkan kenikmatan di dunia, tapi tidak membawa manfaat atau
berbekas sama sekali kepada orang lain dan kepada masyarakat banyak. Mereka yang telah diberikan amanah sebagai pemimpin, tapi tidak
membawa banyak kemaslahatan kepada ummah, dll.
Rasulullah SAW menekankan bahwa suatu generasi perlu mendapatkan
pendidikan akhlaq yang mulia (akhlaqul
karimah). Akhlaq mulia itu
paling tidak terdapat 10 macam, yang perlu dimiliki oleh anak-anak kita,
generasi mendatang. Terkadang, akhlaq yang 10 ini ada pada orang tuanya, tapi
tidak pada anak-anaknya. Sebaliknya, akhlaq mulia ini ada pada anaknya, tapi
bukan pada orangnya.
Sejatinya, makarimal akhlaq atau akhlaqul karimah tidak
diwariskan secara otomatis. Berbeda dengan harta, yang uumumnya diwariskan oleh
orang tua kepada anak keturunannya. Akhlaq mulia ini harus disampaikan dan
dididikkan kepada anak-anaknya. Demikian juga terdapat ketentuan bahwa akhlaq
10 itu terdapat atau dimiliki seorang tuan, tapi bukan pada hambanya.
Sebaliknya, akhlaq 10 itu ada pada hambanya, bukan pada tuannya.
Apa saja akhlaq mulia yang 10 itu?
(1) Jujur dalam berkata dan berbuat.
Generasi yang berkata jujur, berkata apa adanya. Kita orang Islam diajarkan
untuk tidak berbohong dengan alasan apa pun. Kejujuran dan kebaikan itu akan mengantarkan ke surga.
(2) Jujur dan teguh beriman ketika menghadapi kesulitan.
Generasi ini tidak menggadaikan keimanannya karena hanya menghadapi kesulitan
dalam kehidupan.
(3) Senang memberi kepada mereka yang meminta.
Generasi ini menjadi pemurah dan dermawan. Anak-anak akan berbagi hartanya
setelah mendapat contoh dari orang tuanya.
(4) Gemar memberikan hadiah dan santunan kepada karyawannya.
Generasi ini menghasilkan hubungan industrial yang baik.
(5) Menjaga amanah. Generasi yang
menjaga amanah sekecil apapun. Contoh, Nabi Yusuf AS dalam memimpin Mesir
menjaga amanah yang baik, ketika menghadapi musim kemarau yang panjang, selama
7 tahun. Tanaman tidak tumbuh selama 7 tahun, sehingga Nabi Yusuf AS membangun
suatu lumbung pangan yang akhirnya mampu menjaga negara Mesir dari kelaparan
dan krisis pangan.
Kita umat Islam
dilarang untuk menjadi orang yang khianat. Perilaku khianat itu mengundang
kefakiran. Pemimpin yang tidak amanah akan membawa rakyatnya dalam jurang
kemiskinan. Sebaliknya, perilaku amanah itu akan mengundang kemakmuran dan kesejahteraan
bagi masyarakatnya.
(6) Menjaga
silaturahim. Generasi yang mampu menghubungkan kekeluargaan, membangun komunikasi yang baik
antara satu kelompok dengan kelompok lain dalam masyarakat. Bukan generasi yang
menghasilkan pemimpin untuk menciptakan permusuhan atau pertentangan antar
kelompok masyarakat. Jika terdapat pertentangan, generasi ini diperintah untuk sabar, karena Allah SWT akan bersama
orang-orang yang sabar.
(7) Menjaga kehormatan tetangga. Jangan sampai
ada generasi yang tidak mengenal tetangga. Dalam suatu hadist, Rasulullah SAW
bersabda, “Bukanlah
termasuk ummatku jika ada orang tertidur karena kekenyangan, sementara
tetangganya menderita kelaparan”.
Hadist lain lagi, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari
Akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya”.
(8) Menjaga kehormatan pasangan hidup.
Seseorang tidak pernah mengatakan hal buruk tentang pasangannya kepada orang
lain, karena hal itu menimbulkan fitnah. Suami adalah imam atau penanggung
jawab di dalam keluarga dan memberikan rizki pada isteri dan anak-anaknya.
Isteri menjaga kehormatannya, patuh kepada suami dan menjaga kehormatan
suaminya, serta menjaga amanah dan harta bendanya.
(9) Memuliakan
tamu, generasi yang menghargai orang lain. Jangan takut
untuk menerima tamu, karena terdapat rezeki yang dibawa oleh para tamu. Terdapat
hadist Rasulullah SAW, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir,
maka hendaklah ia memuliakan tamunya”.
(10) Meningkatkan rasa iman dan rasa malu.
Malu karena berbuat buruk dan terjerumus ke dalam dosa. Rasa malu dan iman
adalah dua hal yang dikaitkan dengan akhlaqul karimah.
Inilah beberapa hal pokok atau sifat-sifat terpuji yang perlu ada
atau dimiliki oleh suatu generasi, khususnya generasi mendatang. Jika suatu
generasi tidak memiliki sifat-sifat terpuji seperti 10 akhlaq mulia tersebut,
maka akan terjadi seperti yang digambarkan pada Qs Al-Ahqaf (46): 20
di atas. Generasi yang
hanya bisa bersenang-senang dengan kenikmatan dunia pada hari kiamat kelak akan
dibalas dengan siksa neraka yang tidak mengenakkan.
Pesan-pesan berharga ini perlu disampaikan kepada generasi mendatang,
anak-anak biologis, murid-murid dan bimbingan kita, serta para santri yang
menjadi tanggung jawab kita semua. Kita umat Islam memiliki tugas untuk menyiapkan generasi mendatang, sebagai dzurriyatan
tayyibah yang menjadi tulang punggung bangsa menghadapi kehidupan di masa
mendatang.
0 Comments:
Posting Komentar