Kata Al-Istibaq mengikuti Wazan Ifti'al dari As-Sabaq
dan Al-Istibaq yang mempunyai
makna sama dengan kata At-Tasabuq (berlomba atau berkompetisi). Kata ini merupakan indikasi lain dari sekian banyak indikasi kedua kaki. Al-Quran telah menjelaskan beberapa kondisi
dan beberapa makna
terkait dengan Al-Istibaq, yang uraiannya dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Berlomba untuk bercanda bermain-main
Yaitu sebuah wahana yang biasa digunakan oleh kaum muda untuk bermain, berlomba dan bersendau gurau. Potret tentang makna ini
dapat kita temukan
dalam firman Allah,
قَالُواْ يَٰٓأَبَانَآ
إِنَّا ذَهَبۡنَا نَسۡتَبِقُ وَتَرَكۡنَا يُوسُفَ عِندَ مَتَٰعِنَا فَأَكَلَهُ ٱلذِّئۡبُۖ
وَمَآ أَنتَ بِمُؤۡمِنٖ لَّنَا وَلَوۡ كُنَّا صَٰدِقِينَ ١٧
"Mereka (saudara-saudara Yusuf lain ibu) berkata,
"Wahai ayah kami! Sesungguhnya
kami pergi berlomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu
ia dimakan serigala; dan engkau tentu tidak akan percaya kepada kami, sekalipun
kami berkata benar." (Yusuf: 17)
"Nastabiq bermakna Natasabaq (kami sedang
berlomba berlari). Al-Ifti'al dan At-Tafa'ul merupakan dua kata yang maknanya sama,
seperti Al-Intidhal dan At-Tanadhul
(berlomba memanah), Al-Irtima dan At-Tarami (berlomba melempar) dan lain sebagainya." Maksudnya kami pergi
meninggalkan tempat kami
semula berkumpul, menuju arena dimana kami berlomba
berlari, dan masing-masing dari kami fokus kepada tujuan kami dalam perlombaan sebagai pemenang.
Al-Istibaq mengandung makna target menjadi pemenang
dalam perlombaan.
Karena tujuan dari Al-Musabaqah dan At-Tasabuq dalam perlombaan adalah menang.
Melalui uraian
ini saudara-saudara Yusuf ingin memberi gambaran kepada ayahnya tentang wahana
yang digunakan kaum muda dalam bermain dan berlomba, karena musabaqah di
sini digunakan untuk menggambarkan makna ini, yaitu tentang perlombaan dan
ajang mengadu
potensi dan kemampuan bagi kaum pemuda.
b. Berlomba untuk lari
Yaitu berlomba berlari dari atau menuju suatu objek tertentu, kemudian orang lain dengan tujuan yang sama mengejar di
belakangnya. Potret tentang
makna ini dapat kita temukan dalam firman Allah,
وَٱسۡتَبَقَا ٱلۡبَابَ
وَقَدَّتۡ قَمِيصَهُۥ مِن دُبُرٖ وَأَلۡفَيَا سَيِّدَهَا لَدَا ٱلۡبَابِۚ قَالَتۡ
مَا جَزَآءُ مَنۡ أَرَادَ بِأَهۡلِكَ سُوٓءًا إِلَّآ أَن يُسۡجَنَ أَوۡ عَذَابٌ
أَلِيمٞ ٢٥
"Dan keduanya berlomba menuju pintu dan perempuan itu
menarik baju gamisnya
(Yusuf) dari belakang hingga koyak dan keduanya mendapati suami perempuan itu di depan pintu. Dia
(perempuan itu) berkata, "Apakah balasan terhadap orang yang bermaksud buruk
terhadap istrimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan siksa yang pedih?"
(Yusuf: 25)
Mengenai
penjelasan makna berlomba untuk lari pada ayat ini Imam Ar-Razi berkata,
"Yusuf lari dari perempuan itu dan berusaha keluar melewati pintu, sedang
perempuan itu membuntuti di belakang Yusuf untuk menarik Yusuf supaya kembali
kepadanya."
Al-Istibaq bermakna ingin mendahului yang lain
menuju sesuatu. Sedang
maksudnya karena ingin menjadi yang paling cepat menuju pintu, keduanya berlomba untuk saling mendahului. Apabila Yusuf lebih
dahulu, maka Yusuf
membuka pintu lalu keluar. Sebaliknya, jika perempuan itu lebih dahulu, maka ia akan menahan pintu tetap tertutup supaya
Yusuf tidak dapat
keluar.
Firman-Nya, "Wastabaqa Al-Bab," bermakna keduanya
berlomba menuju pintu.
Ketahuilah sesungguhnya Yusuf berhasil mendahului perempuan itu menuju ke pintu dan perempuan itu mengejar membuntuti di belakang Yusuf sehingga praktis perempuan itu tidak mampu
mencapai selain baju
Yusuf dari belakang, lalu menariknya hingga baju Yusuf robek. Maksudnya perempuan itu menarik bagian belakang baju Yusuf hingga robek memanjang."
Yusuf lebih
memilih membebaskan diri dari ajakan mesum perempuan itu sehingga Yusuf
mendahuluinya ke pintu untuk keluar dari ruangan. Gerakan responsif Yusuf yang
disampaikan oleh ayat menggambarkan bahwa sang nabi ini mendahului menuju ke
pintu adalah untuk lari dari ajakan dan bujuk rayu perempuan itu. Jika yang
lebih dahulu ke pintu adalah perempuan itu, maka ia akan menghadang Yusuf
supaya tidak keluar dari ruangan tersebut dan memaksa Yusuf untuk kembali
bersamanya.
Dua gerakan responsif ini telah diisyaratkan Al-Qur'an sebagai As-Sibaq
(berlomba), sama seperti
kegiatan perlombaan.
Karena itu, ini merupakan
indikasi lain dari beberapa indikasi berlomba.
c. Berlomba dalam kebaikan
Yaitu berlomba untuk meraih kebaikan yang bertujuan supaya selamat dari bencana. Allah berfirman,
وَلِكُلّٖ وِجۡهَةٌ هُوَ
مُوَلِّيهَاۖ فَٱسۡتَبِقُواْ ٱلۡخَيۡرَٰتِۚ أَيۡنَ مَا تَكُونُواْ يَأۡتِ بِكُمُ ٱللَّهُ
جَمِيعًاۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ ١٤٨
"Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap
kepadanya. Maka berlomba-lombalah
kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu
semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu."
(Al-Baqarah: 148)
Yaitu hendaknya kalian berlomba-lomba dan berkompetisi untuk meraih kebaikan. Maka berlomba-lombalah kalian dalam setiap
kebaikan dengan beramal,
dan setiap dari kalian harus berupaya agar jangan sampai didahului yang lain dalam perlombaan ini dengan mengikuti perkara
yang benar, bukan
mengikuti hawa nafsu.
Perintah ini bersifat umum, diarahkan kepada seluruh umat dan tidak terkhusus kepada kaum mukminin tertentu.
Ayat ini memotivasi orang-orang beriman supaya beramal dan berlomba-lomba menuju kebaikan disertai kesadaran bahwa tempat kembali mereka adalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha kuasa atas segala sesuatu, dan bahwa tidak ada perkara yang melemahkan-Nya,
disamping tidak ada sesuatu pun yang lepas dari pengawasan dan kekuasaan-Nya.
Inilah potret lain dari model perlombaan yang diisyaratkan Al-Quran dan menunjukkan makna Al-Musara'ah (saling mendahului).
Hanya saja ayat-ayat
Al-Quran menyebutkan perbedaan tujuannya.
Pada ayat pertama,
berlomba yang dilakukan Yusuf adalah untuk melarikan diri dan menghindar dari
ajakan istri pembesar kerajaan, yaitu berlomba yang tujuannya untuk menjauhkan
diri dari ajakan melakukan perselingkuhan. Sedang pada
ayat kedua, berlomba dan berkompetisi untuk mengerjakan kebaikan. Sehingga gambaran kondisi fisiknya sama, namun realitanya berbeda.
Judul : Al-Qur'an
Berbicara Bahasa Tubuh
Penulis : Prof. Dr. Ali
Abu Kanu Ali Al-Jawari
ISBN : 9789795929314
Cover : Soft Cover
Halaman : 488 Halaman
Berat : 600 gr
Ukuran : 15,5 x 24 cm
Harga : Rp. 115,000
Pemesanan : Haitami – 0813 12322631
0 Comments:
Posting Komentar