YANG PERTAMA, TAK BERLIDAH DAN TAK BERHATI
Mereka adalah manusia biasa, bodoh dan hina. Mereka
tak pernah ingat kepada Allah. Tiada kebaikan dalam diri mereka. Mereka bagai
sekam tak berbobot, jika Allah tak mengasihi mereka, membimbing hati mereka
kepada keimanan pada-Nya Sendiri. Waspadalah, jangan menjadi seperti mereka.
Inilah manusia-manusia sengsara dan dimurkai oleh Allah.
Mereka adalah penghuni-penghuni neraka. Kita
berlindung kepada Allah dari mereka. Hiasilah dirimu dengan ma’rifat. Jadilah
guru kebenaran, pembimbing ke jalan agama, pemimpinnya dan penyerunya.
Ingat, bahwa kau mesti mendatangi mereka, mengajak
mereka kepada ketaatan kepada Allah dan memperingatkan mereka akan dosa
terhadap Allah. Maka, kau akan menjadi pejuang di jalan Allah dan akan
dipahalai, sebagaimana para nabi dan utusan Allah. Nabi Suci Saw. berkata
kepada Ali r.a.: “Jika Allah membimbing seseorang melalui pembimbingmu atasnya,
adalah lebih baik bagimu daripada tempat matahari terbit.”
YANG KEDUA, BERLIDAH TAPI TAK BERHATI
Mereka berbicara bijak, tapi tak berbuat bijak.
Mereka menyeru orang kepada Allah, tapi mereka sendiri jauh dari-Nya. Mereka
jijik terhadap noda orang lain, tapi mereka sendiri tenggelam dalam noda.
Mereka menunjukkan kepada orang lain kesalehan mereka, tapi mereka sendiri
berbuat dosa besar terhadap Allah.
Bila sendirian, mereka bagai serigala berbusana.
Inilah manusia yang tentangnya Nabi memperingatkan. Ia bersabda: “Hal yang
paling mesti ditakuti, yang aku takuti, oleh pengikut-pengikutku, yaitu orang
berilmu yang jahat.”
Kita berlindung kepada Allah dari orang semacam
itu. Maka dari itu, menjauhlah selalu dari orang seperti itu, agar kau tak
terseret oleh manisnya lidahnya, yang kemudian api dosanya akan membakarmu, dan
kebusukan ruhani serta hatinya akan membinasakanmu.
YANG KETIGA, BERHATI TAPI TAK BERLIDAH, DAN BERIMAN
Allah telah memberinya dari makhluk-Nya,
menganugerahinya pengetahuan tentang noda-noda dirinya sendiri, mencerahkan
hatinya dan membuatnya sadar akan mudharatnya berbaur dengan manusia, akan
kekejian berbicara dan yang telah yakin bahwa keselamatan ada dalam ke-diam-an
serta keberadaan dalam sebuah sudut, sebagaimana sabda Nabi saw.: “Barangsiapa
senantiasa diam, maka ia memperoleh keselamatan.”
“Sesungguhnya pengabdian kepada Allah terdiri atas
sepuluh bagian, yang sembilan bagian ialah kediaman.” Maka, orang ini adalah
wali Allah dalam hal rahasia-Nya, terlindungi, memiliki keselamatan dan banyak
pengetahuan, terahmati dan segala yang baik ada padanya.
Nah, ingatlah, bahwa kau mesti senantiasa bersama
dengan orang semacam ini, layanilah ia, cintailah ia dengan memenuhi kebutuhan
yang dirasakannya, dan berilah ia hal-hal yang menyenangkannya. Bila kau
melakukan yang demikian ini, maka Allah akan mencintaimu, memilihmu dan
memasukkanmu ke dalam kelompok sahabat dan hamba saleh-Nya disertai rahmat-Nya.
YANG KEEMPAT, IALAH MANUSIA YANG DIUNDANG KE DUNIA
GAIB, YANG DIBUSANAI KEMULIAAN
“Barangsiapa mengetahui dan bertindak berdasarkan
pengetahuan nya dan memberikannya kepada orang lain, maka ia diundang ke dunia
gaib dan menjadi mulia.”
Orang semacam itu memiliki pengetahuan tentang
Allah dan tanda-Nya. Hatinya jadi penyimpan pengetahuan yang langka tentang-Nya,
dan Ia menganugerahkan kepadanya rahasia-rahasia yang disembunyika-Nya dari
yang lain. Ia memilihnya, mendekatkannya pada-Nya Sendiri, membimbingnya,
memperluas hatinya agar bisa menerima rahasia-rahasia dan
pengetahuan-pengetahuan ini, dan menjadikannya seorang pekerja dijalan-Nya,
penyeru hamba-hamba-Nya kepada jalan kebajikan, pengingat akan siksaan
perbuatan-perbuatan keji, dan hujjatullah di tengah-tengah mereka, pemandu dan
yang terbimbing, perantara, dan yang perantaraannya diterima, seorang shiddiq
dan saksi kebenaran, wakil para nabi dan utusan Allah, yang bagi mereka
limpahan rahmat Allah. Maka, orang ini menjadi puncak umat manusia.
Tiada maqam di atas ini, kecuali maqam para nabi. Adalah
kewajibanmu untuk berhati-hati, agar kau tak memusuhi orang semacam itu, tak
menjauhinya dan tak melecehkan ucapan-ucapannya. Sesungguhnya keselamatan
terletak pada ucapan dan kebersamaan dengan orang itu. Sedang kebinasaan dan
kesesatan terletak pada selainnya; kecuali orang yang dikaruniai oleh Allah
daya dan pertolongan yang membawa kepada kebenaran dan kasih sayang.
Nah, telah kupaparkan bagimu bahwa manusia dibagi
menjadi empat bagian. Maka, perhatikanlah dirimu sendiri jika kau punya jiwa
yang terusmata. Selamatkanlah dirimu dengan sinarnya, jika kau ingin sekali
menyelamatkannya dan mencintainya. Semoga Allah membimbing kita kepada yang
dicintainya di dunia ini dan di akhirat!
Syeikh A. Qadir Jailani, dalam Futuhuul
Ghaib-Risalah ke 28
0 Comments:
Posting Komentar