Oleh : Edi Dwi Efendi, Bank Syariah Indonesia
Sharing - menu wajib dalam setiap
trip, kali ini adalah tentang bagaimana para pengguna otak kanan mampu
menguasasi masa depan. Sumber rujukan adalah sebuah buku yang dipilih oleh Pak
ADH; ’A Whole New Mind’ tulisan Daniel H. Pink.
Buku ini, di AS sejatinya sudah
terbit sejak 2005, namun baru diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia pada
2019. Walau sudah berlalu 15 tahun sejak diterbitkan dan berlatar belakang
Amerika (dunia barat), buku ini sangat relevan untuk kita pelajari. Tak salah
kalau Pak ADH sangat merekomendasikan buku ini. Banyak teman berkomentar buku
ini luar biasa dan jadi salah satu materi sharing terbaik backpacker.
Buku setebal 334 halaman ini
membahas tiga hal besar yang perlu kita perhatikan. Pertama, bagaimana
otak kanan bekerja sebagai penyeimbang otak kiri yang sudah lazim kita gunakan
dan menjadi kunci sukses pada era industri dan era informasi. Kedua,
membahas bagaimana kondisi era kini dan karakter masa depan yang akan kita
hadapi. Di sini dijelaskan fenomena 3A: abundance, Asia dan automation. Ketiga,
mengupas enam kecerdasan yang harus kita punyai dan latih untuk dapat tetap
eksis di masa depan.
Otak Kiri vs
Otak Kanan
Daniel H. Pink, dengan merujuk
banyak sumber dan penelitian yang dilakukannya sendiri menyimpulkan bahwa kita
selama ini, khususnya di era yang disebut sebagai era industri dan era
informasi, sering menggunakan otak kiri kita yang lebih rasional, linier dan
analitik. Era ini didominasi oleh generasi yang oleh Peter Drucker disebut
‘Pekerja Pengetahuan’ (Knowlege Worker).
Tetapi, dunia kini telah bergeser ke
era baru di mana kemampuan artistik dan holistik otak kanan-lah yang menentukan
siapa yang akan sukses dan siapa yang akan gagal. Era ini disebut dengan ‘Era
Konseptual’ yang ditandai dengan semakin tingginya nilai dua kategori keahlian
manusia; ‘pemikiran ahli’ (memecahkan masalah-masalah baru yang tidak mempunyai
solusi rutin) dan ‘komunikasi kompleks’ (membujuk, menjelaskan, dan
menyampaikan interpretasi atas informasi tertentu).
Era Kini dan
Karakter Masa Depan
Tahun 1970 Alfin Tofler telah
berbicara tentang ‘kejutan masa depan’. Lalu pada 1990, melalui Megatrend 2000,
John Naisbit berbicara tentang ‘kompleksitas masa depan’. Kedua futurolog
tersebut sepakat telah terjadi perubahan yang sangat cepat akibat revolusi
teknologi. Agaknya, ‘masa depan’ yang disebutkan oleh Tofler dan Naisbit
tersebut telah hadir saat ini. Buku ‘The World is Flat’ karya Thomas L.
Friedman mendeskripsikan dengan apik bagaimana kompleksitas dunia saat ini
akibat ledakan teknologi informasi dan bagaimana masyarakat dunia beradaptasi
di tengah dunia yang semakin terkoneksi karena kemajuan teknologi (diistilahkan
dengan ‘dunia sedang didatarkan’).
Senafas dengan tiga ahli tersebut,
Daniel H. Pink, menyebutkan bahwa saat ini terdapat perubahan yang sangat
signifikan dan mempunyai tiga karakteristik (3A: abundance, Asia &
Automation). Di Amerika dan banyak negara saat ini mengalami keberlimpahan (abundance).
Masyarakat saat ini dibanjiri produk-produk yang dapat dikonsumsi karena
kemajuan teknologi. Di satu sisi, masyarakat kelas menengah juga terus tumbuh
jumlahnya di banyak belahan dunia. Akibatnya, para produsen harus dapat
memproduksi barang dan jasa serta bersaing memberikan layanan terbaik kepada
konsumen, karena barang dan jasa tersedia secara berlimpah.
Bersama dengan ini, hadir kenyataan bahwa jenis-jenis pekerjaan yang pada
masa lalu dikerjakan oleh orang-orang Amerika dan Eropa (misal pabrikasi) saat
ini telah berpindah dan dikerjakan oleh orang-orang Asia, dengan pertimbangan
harga tenaga kerja yang lebih murah dengan kualitas pekerjaan yang sama. Pekerjaan-pekerjaan ini mayoritas adalah pekerjaan-pekerjaan yang
mengandalkan otak kiri.
Fenomena yang juga sedang terjadi
saat ini adalah otomatisasi. Pekerjaan-pekerjaan sederhana yang selama ini
dikerjakan oleh manusia mulai tergantikan oleh penggunaan robot dan komputer.
Sebagai contoh, di Amerika Serikat terdapat perusahaan otomotif yang
mempekerjakan 16 ribu robot.
Dari tren di atas Daniel H. Pink
mengatakan bahwa kita tidak cukup lagi hanya menggunakan otak kiri. Kita mesti
memberdayakan kecerdasan otak kanan untuk menghadapi tantangan ini.
Enam Kecerdasan
Otak Kanan
Enam jenis kecerdasan yang harus
dikembangkan adalah kecerdasan; desain, cerita, simfoni, empati, bermain dan
arti (makna). Dengan melatih dan mengembangkan enam kecerdasan ini, diyakini
Daniel H. Pink kita akan tetap eksis.
Kecerdasan desain adalah kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang berbeda dan tidak hanya sekedar fungsinya.
Sebagai contoh, BMW mengatakan, “Kami tidak
membuat mobil.” BMW membuat ‘karya seni bergerak yang mengkespresikan kecintaan
pengemudinya akan kualitas’.
Kecerdasan kedua adalah cerita. Kita
setiap hari dijejali oleh iklan dan karenanya tidak menaruh perhatian. Saat
ini, metode komunikasi pemasaran story telling lebih disukai customer daripada
iklan konvensional. Orang-orang dengan kecerdasan bercerita yang tinggi akan
mendapat tempat, karena lebih bisa menyentuh sisi emosional customer.
Ketiga, kecerdasan simfoni. Ini
merupakan kemampuan untuk menggabungkan sesuatu yang kelihatannya tidak
berhubungan namun begitu diintegrasikan menjadi sebuah produk atau solusi atas
permasalahan tertentu. Orang-orang yang mempunyai kecerdasan ini adalah
orang-orang yang bisa kita sebut sebagai kolaborator.
Kecerdasan keempat adalah kecerdasan
empati. Kecerdasan yang mampu menempatkan perasaan kita seperti perasaan orang
lain. Di era industri hal ini susah ditemukan. Dulu, Ford melarang karyawannya
untuk tersenyum dan tertawa pada saat bekerja. Kondisi seperti ini sekarang
sudah ditinggalkan. Saat ini banyak perusahaan menuntu karyawannya mempunyai
perasaan yang sama dengan perasaan customernya sehingga bisa memberikan solusi
atas persoalan customer dengan baik.
Kecerdasan berikutnya atau yang
kelima adalah kecerdasan bermain. Ini merupakan kemampuan untuk menghadirkan
suasana bahagia dan menyenangkan di lingkungan pekerjaan. Sebagai contoh,
Google sebagai tempat yang paling diidamkan para pencari kerja berhasil
membangun suasana bermain di kantor-kantornya.
Terakhir, kecerdasan arti (meaning).
Setiap orang hendaknya mempunyai tujuan dalam hidupnya dan ini akan menjadi
faktor motivasional dalam bekerja. Dengan pemaknaan yang berbeda, pekerjaan
yang sama akan menghasilkan kepuasan yang berbeda. Para customer pun
saat ini juga memilih produk dan jasa yang paling memberikan arti / meaning
bagi mereka.
Di atas adalah intisari dari materi
sharing ‘A Whole New Mind’ yang dilakukan dua kali, pertama di Ngarai Sianok
Bukittinggi dan yang kedua di Padang.
Banyak teman mengatakan buku yang
dipilih sangat relevan dan menggugah. Catatan-catatan dan insight dari Pak ADH
dan juga Pak Cahyo atas enam jenis kecerdasan versi Daniel Pink menjadikan kita
semua menjadi lebih kaya. Apalagi, contoh-contoh nyata dari praktek-praktek
kepemimpinan di Bank Mandiri diangkat dalam sharing. Kita menjadi tahu filosofi
yang diyakini manajemen Bank Mandiri sehingga pantas menjadi tempat bekerja terbaik nomor
11 di dunia versi Forbes.
0 Comments:
Posting Komentar