Oleh: Adiba Hasan
Maasyaa Allah, tenyata hukuman
ala Hudud dilaksanakan secara “tak sengaja” dan dilegalkan di Rusia.
Hal tersebut terbukti melalui praktik klinis yang dilakukan di sebuah klinik rehabilitasi
di Siberia, sebagaimana Arrahmah kutip dari The Siberian Times,
Rabu (26/8/2015)
Tak seperti kebanyakan klinik
rehabilitasi biasa, di klinik Dr. German Pilipenko dan Professor Marina
Chukhrova, para penderita ketagihan seks dan ketagihan bekerja akan diberi
konseling dan disebat dengan rotan sebanyak 60 kali sebagai terapinya.
Meski terapi ini dianggap aneh,
namun baru-baru ini diakui sebagai pencapaian baru dalam pengobatan psikologis
oleh pakar setelah melalui berbagai penelitian terhadap beberapa pasien di
Siberia, Rusia.
Pasien yang mendaftar-janji dengan
dokter di klinik itu akan mengikuti beberapa tahapan terapi. Pertama, mereka
akan mengikuti sesi diagnosa melalui tanya-jawab, kemudian diberi waktu untuk
mencurahkan perasaan mereka melalui konseling. Barulah setelah dokter menilai
kondisi pasien siap diberi perlakuan, terapi sebat dilakukan dengan perlahan,
lalu intensitas dan daya sebatan disesuaikan kebutuhan terapi pasien.
Terapi sebat rotan ini dikemukakan oleh Pengarah Pengajian Biologi di Institut Perubatan Novosibirsk, Dr. Sergei Speransky, yang mengaku pernah dirotan untuk mengatasi tekanan yang dihadapinya.
“Pasien berpendapat bahwa perawatan
itu dapat memulihkan mereka selepas perawatan lain gagal. Saya juga behasil
mengatasi masalah yang dihadapinya sebelum ini. Saya bukanlah kejam tetapi saya
menjamin ini sebagai cara terbaik untuk merawat ketagihan,” katanya
kepada The Siberian Times, Januari 2013.
Teori yang dipopulerkannya itu kini
diteruskan oleh pakar psikologi, Dr. German Pilipenko dan Profesor Marina
Chukhrova yang mengaku telah berhasil merawat lebih dari 1.000 pasien, sejak
2004. Pasangan itu menyatakan bahwa hampir semua pasien yang mereka rawat
berhasil mengatasi ketagihan masing-masing.
“Kami merotan pasien pada punggung
dengan tujuan semata-mata untuk pengobatan,” katanya.
Untuk satu sesi perawatan, pasien
dikenakan 3.000 Ruble Rusia (Rp. 680.000). Adapun waktu perawatan rotan itu dua
kali seminggu selama tiga bulan dan perawatan susulan setiap empat minggu pada
tahun berikutnya. Pasien di klinik itu terdiri atas pria dan wanita, dengan
rentang usia antara 17 dan 70 tahun yang tersebar dari dalam Rusia seperti,
Moskow, Omsk, dan Chelyabinsk.
Khusus pecandu dengan tingkat
ketagihan yang tinggi, termasuk pecandu heroin, biasanya mereka akan dirotan 60
kali. Sementara, pecandu minuman (miras) dan pasien ketagihan lainnya, hanya
disebat rotan 30 kali saja.
Rotan biasanya digunakan dalam
terapi sebat ini karana batngnya mudah lentur dan tidak menyebabkan pasien
terluka hingga berdarah. Sebelum disebat, pasien akan menjalani
elektrokardiogram terlebih dulu, untuk memastikan sebatan itu tidak akan
menyebabkan mereka diserang penyakit jantung.
Menurut kedua pakar pengobatan itu,
beberapa pelanggan mereka terdiri atas selebriti dan warga asing yang sengaja
datang ke Siberia untuk menjalani perawatan itu.
Terapi sebat rotan itu mungkin
terlihat kejam, tetapi kedua pakar itu menegaskan, perwatan ini bukan hukuman
untuk mempermalukan mereka. Berikut hasil wawancara The Siberian
Times pada Januari 2013 mengenai teknik hudud (dalam hal ini
sebat rotan, red.) dalam penyembuhan pasien pecandu seks, narkoba, dan miras.
Dr. German Pilipenko: “Kami
menemukan analogi verbal untuk setiap rasa, dan menciptakan kata-kata pendukung
dari dalam diri pasien untuk dirinya sendiri. Kami membantu menciptakan semacam
dialog internal sehingga setiap stress dapat dipahami secara jelas bagaimana
rasanya, siapa saja penyebabnya, bagaimana cara menanggulanginya, dan bagaimana
mereka akan melewati situasi tersebut.”
Perlakuan ini, klaimnya, “merupakan
sebuah metode kuno yang disebut ‘wortel dan tongkat’, yang bekerja dalam dua
cara. Kami memberi tanda berupa 1 rasa sakit untuk 1 kesalahan (yang dilakukan
pasien) di tubuh pasien, dan merangsang tindakan koreksi di kemudian hari dari
pasien tersebut, sehingga pasien dapat melakukan sesuatu yang lebih baik di
masa depan, memenuhi impian-impian mereka.”
“Rasa sakit yang ditimbulkan
berperan sebagai peringatan sehingga individu pasien tidak akan membiarkan rasa
tersinggung, terganggu, marah, malas, merasa diisolasi atau putus asa
menghalangi jalannya menuju prestasi-prestasi selanjutnya.”
“Kami menolong dengan cara berbicara
dengan mereka melalui pengalaman menyakitkannya, meyakinkan mereka bahwa tak
akan ada lagi kebingungan atau rasa takut dari merasa sakit, melainkan mereka
akan beroleh kejelasan dalam memahami bagaimana mereka harus mengatasi sakit
ini dalam keadaan pikiran yang jernih dan mengamati reaksi diri sendiri
terhadap kesalahan dan akibatnya.”
“Metode kami seperti kejadian sekali
seumur-hidup yang akan diingat pasien selamanya. Ini menolongnya untuk melihat
diri dan sumber daya pribadinya, yang akan membuatnya lebih sehat dan lebih
bahagia.”
“Ini seperti cara kerja vaksinasi
yang membuat sistem imunitas menjadi semakin kuat. Jadi kami membuat ‘pukulan
anti-stress’ ke sistem syaraf pasien. Metode kami membantu pasien memperpendek
reaksi emosional terhadap penyebab stress, dan membuat pasien menyadarinya,
sekaligus dapat mengendalikannya.”
“Sejumlah besar penyakit
psikosomatis dapat ditangani dengan metode cepat dan dinamis ini. Kami
mendapati banyak pasien merasa terganggu dengan dirinya sendiri dan dengan
dunianya, merasa tak berdaya, apatis, rentan, dan lelah. Kami bantu mereka
mengubah cara mereka merespon stress, dan menolong mereka mengatasi segala
situasi mengawatirkan lainnya di masa yang akan datang.”
Bagaimana pengaruh proses pengobatan
sebat rotan ini belum banyak diungkap. Batang rotan memang mengandung zat
tanin. Kandungan kimia tersebut terdapat pada rata-rata jenis rotan. Dalam
dunia medis, kandungan tanin cukup bermanfaat untuk melawan bakteri dan virus.
Namun cara pemanfaatannya dengan dikonsumsi sebagai herbal.
Adanya kandungan zat tanin pada
rotan itu kemudian dimanfaatkan oleh ahli herbal untuk mengatasi penyakit yang
disebabkan infeksi bakteri seperti: Penyakit radang tenggorokan Mengatasi batuk
dan pilek berkepanjangan Penyakit diare Penyakit malaria Pendarahan organ dalam
Untuk dijadikan obat herbal sebenarnya Anda hanya perlu menyertakan batang
bambu ke dalam menu makanan Anda, misalkan saja bisa dijadikan sebagai tumisan,
atau di campur pada makanan berkuah.
Sedangkan dalam sebat rotan,
mungkinkah terjadi pemancaran gelombang dari rotan ke bagian tubuh yang disebat
sehingga timbul reaksi pada tubuh, yaitu matinya virus dan bakteri?
Maasyaa Allah, ternyata teknik sebat
yang merupakan syariat hudud dalam Islam begitu sarat akan hikmah dan manfaat
pengobatan. Namun barangkali, akibat keterbatasan akal kebanyakan manusia belum
semua orang dapat menalarnya. Maka sebagai Mukmin, kita harus yakin bahwa Allah
Azza wa Jalla dan Rasul-Nya tidak akan memutuskan suatu hal, kecuali
kebaikannya jauh lebih besar, daripada keburukannya.
Perintah Allah Al-Hakim atas hudud
ini tentu bersumber dari pengetahuan-Nya Yang Maha Luas. Selain itu,
sebagaimana ditegaskan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bahwa
Allah Ta’ala sangat menyayangi makhluknya melebihi sayangnya ibu
kepada anaknya (HR. Bukhari: 5999 dan Muslim: 2754). (adibahasan/arrahmah.com)
0 Comments:
Posting Komentar